Tingkat Pengangguran Terbuka Papua Barat pada Agustus 2022 Turun 0,47 persen

0

MANOKWARI, KLIKPAPUA.com- Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Papua Barat mengalami penurunan sebesar 0,47 persen pada Agustus 2022.

Keadaan Ketenagakerjaan
Provinsi Papua Barat
Agustus 2022, Senin (7/11/2022) (Foto: Elyas/klikpapua)

Penurunan angka pengangguran tersebut karena terbukanya lapangan kerja baik formal maupun non formal, pasca pandemi Covid-19.

Hal ini diungkap, Kepala Bagian Umum BPS Provinsi Papua Barat Johannis Lekatompessy bahwa penurunan 0,47 persen poin pada TPT Agustus 2022 sebesar 5,37 persen yang tahun sebelumnya mencapai 5,84 persen.

“Seiring meredanya pandemi covid 19 dan adanya pelonggaran aktivitas masyarakat, Penduduk yang bekerja sebanyak 487.705 orang, meningkat sebanyak 4.024 orang dari Agustus 202,” terangnya saat merilis Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat Agustus 2022 pada, Senin (7/11/2022) di aula BPS Papua Barat.

Dia menjelaskan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami kenaikan lapangan pekerjaan sebesar 5,98 poin. Selain itu, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan motor mengalami penurunan 3,81 poin.

“Sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 30.369 orang, sementara lapangan usaha pengangkutan dan perdagangan mampu menyerap sebanyak 2.694 tenaga kerja,” jelasnya.

Ia menuturkan melihat dari jenis kelamin, tingkat pengangguran terbuka laki-laki sebesar 5,94 persen dan tingkat pengangguran terbuka perempuan sebesar 4,41 persen.

“Jadi tingkat pengangguran untuk laki-laki lebih banyak dari pada perempuan,” tuturnya.

Kendati demikian, penduduk bekerja masih didominasi oleh pekerja yang berpendidikan Sekolag Dasar ke bawah yaitu sebanyak 32,32 persen. Sementara tenaga kerja yang berpendidikan tinggi yaitu Diploma dan Universitas sebesar 17,60 persen.

Sementara itu, Statistisi Ahli Muda BPS PB Ibrahim Anas Duwila mengatakan penyerapan tenaga kerja sektor pertanian berada di pedesaan, sedangkan di wilayah perkotaan, penyerapan tenaga kerja lebih ke sektor transportasi dan pergudangan.

“Kalau pertanian memang lebih banyak di pedesaan, bukan di perkotaan. Penerimaan honorer di kabupaten kota juga memiliki andil dalam penyerapan tenaga kerja,” ujarnya.

Selain itu, diungkapkan penurunan angka pengangguran di Papua Barat akibat imbas dari pertumbuhan ekonomi karena banyak adanya lapangan pekerjaan.

“Penyerapan tenaga kerja di pedesaan tidak melihat jenjang pendidikan, sehingga penyerapannya dari jenjang SD sampai perguruan tinggi,” tukasnya. (dra)


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.