PEGAF,KLIKPAPUA.COM– Kabupaten Pegunungan Arfak merupakan satu daerah di Provinsi Papua Barat yang memiliki potensi tanaman kopi yang baik. Pegaf yang memiliki topografi rata-rata di atas 2000 Meter Diatas Permukaan Laut (MDPL) mempunyai potensi besar untuk pengembangan tanaman kopi. Arabika adalah jenis kopi yang dapat tumbuh baik dengan kondisi daerah seperti itu.
Selain potensi pariwisata yang sudah diketahui oleh masyarakat luas. Tanaman kopi juga disebut-sebut dapat mendorong perekonomian keluarga maupun masyarakat Pegaf secara keseluruhan. Mempunyai rasa yang khas, kopi Arabika asal Pegaf memiliki nilai jual yang sangat tinggi.
Namun potensi tersebut belum dapat dimanfaatkan dan kembangkan oleh masyarakat setempat karena kurangnya pengetahuan akan budidaya tanaman ini.
Seperti yang terekam oleh kamera wartawan di Kampung Hungku, Distrik Anggi, Minggu (12/1/2020). Puluhan pohon kopi yang tumbuh di pekarangan rumah hanya dibiarkan begitu saja. Masyarakat pun mengaku tidak mengetahui cara ataupun teknik budidaya kopi yang baik dan benar.
Seperti yang diungkapkan oleh Penias Saiba. Warga Kampung Hungku ini mengatakan, pohon kopi yang ditanamnya sejak beberapa tahun lalu itu hanya dibiarkan tumbuh begitu saja.
Penias pun mengakui, telah mengetahui bahwa kopi Anggi (Pegaf) mempunyai nilai jual yang sangat tinggi dan dapat bersaing dengan kopi Arabika Wamena maupun kopi Arabika lainnya yang ada di Indonesia.
Meski mengetahui potensi tersebut, ia tidak dapat berbuat banyak karena tak mengetahui teknik budidaya tanaman yang dapat tumbuh sampai 20 tahun ini. “Kami hanya tanam begitu saja. Kami tidak tahu bagaimana cara merawatnya, sehingga menghasilkan buah yang banyak,” kata Penias.
Sama halnya yang dikatakan oleh Jekson Saiba. Ia mengaku tidak pernah mendapatkan pelatihan budidaya kopi dari pemerintah. Untuk itu Jekson mengharapkan, Pemerintah Kabupaten Pegaf dapat menghadirkan tenaga ahli yang berpengalaman dalam bidang perkebunan kopi untuk mendampingi masyarakat setempat. “Kami hanya tanam saja, tapi tidak tahu cara merawatnya. Kami mengharapkan adanya perhatian dari pemerintah, kalau bisa hadirkan tenaga ahli untuk mendampingi masyarakat,” harapnya.
Dari informasi yang dikumpulkan dari berbagai media online, beberapa tahun lalu pemda setempat dan Pemprov Papua barat bahkan dari LSM juga ikut turun tangan melakukan pelatihan teknik budidaya kopi kepada kelompok tani di beberapa distrik. namun karena tidak sampai ke tingkat pendampingan, akhirnya kelompok tani tersebut tidak berkembang.(RSL)