MINYAMBOUW,KLIKPAPUA.com—Puluhan murid SDN 34 Mainda, Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, harus rela belajar di gedung sekolah yang terbuat dari dinding papan dan berlantai tanah.
“Kalau perbaikan itu belum pernah, dari saya angkatan pertama sampai sekarang, itu sudah 23 tahun sejak masih SD persiapan. Belum pernah ada perbaikan sama sekali,” ujar Welmina Indou alumnus SDN 34 Mainda, Kamis (21/9/2023).
Welmina mengungkapkan hal tersebut saat menyambut rombongan Komisi I DPR Papua Barat (DPRPB) yang melakukan kunjungan kerja di Kampung Mainda dan kampung Smainggei. SDN 34 ini berada di kampung Mainda, jumlah muridnya lebih dari 50 orang dengan rombongan bejalar dibagi dua shift, pagi dan siang.
Ada dua bangunan sekolah yang masing-masing berukuran lebih kurang 3×3 meter, ini memang sangat tidak layak dipakai untuk melakukan kegiatan belajar mengajar.
Sebab pada dinding papannya terdapat celah menganga dan ditutupi dengan spanduk bekas, lantai tanah pun berkontur, serta beberapa lembar atap seng sudah lepas.
Terdapat meja guru, juga beberapa meja belajar dan satu whiteboard di setiap ruangan, serta bangku kayu panjang. Meski demikian terdapat figura bergambar presiden dan wakil presiden, beberapa gambar pahlawan nasional, ditambah hiasan-hiasan sederhana dari kertas.
“Karena kursi yang terbatas sehingga mereka pakai satu ruangan saja, sekira 20 murid belajar pakai satu ruangan,” ujar Welmina sembari mengatakan kepala sekolah sejak Rabu telah berada di Manokwari, untuk urusan dinas.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komisi I George Dedaida menyatakan keprihatinannya terhadap sekolah dengan kondisi yang sangat tidak layak di tengah aliran dana otsus yang begitu banyak.
“Miris dengan kondisi sekolah seperti ini, sudah 10 tahun kondisinya begini. Kami prihatin. Saya berharap kepada pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat bahwa kondisi seperti ini tidak boleh ada lagi di zaman Indonesia merdeka. Sebab mencari pendidikan itu sangat susah, saya berharap jangan disusahkan lagi. Mari, sama-sama kita membangun,” tukasnya.
George Dedaida berharap, Pemprov Papua Barat dan Pemda Pegunungan Arfak bisa merealisasikan satu unit gedung sekolah yang representatif. Untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di SDN 34 Mainda.
“Mereka jumlahnya sekira 50 an murid. Dibagi dua ruangan yang diisi kelas 5 dan 6, serta kelas 2,3, dan 4. Ini kecintaan masyarakat kampung terhadap pendidikan sehingga swadaya seperti ini mereka bangun pendidikannya. Saya berharap pemerintah berantas buta aksara dan berikan rasa nyaman. Pemerintah harus turun ke sini bangun SDN 34 Mainda,” pungkasnya. (red)