Wamen Koperasi Sebut Koperasi Merah Putih Ciptakan 16 Ribu Lapangan Kerja di Papua Barat

0
Ferry Juliantono, Wakil Menteri Koperasi usai menghadiri Dialog Percepatan Pembentukan Koperasi Merah Putih di Manokwari. (klikpapua)

MANOKWARI,KLIKPAPUA.com- Wakil Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Ferry Juliantono, menyebut pembentukan Koperasi Merah Putih di desa dan kelurahan se-Papua Barat berpotensi menciptakan hingga 16.000 lapangan kerja baru.

Hal ini disampaikan saat membuka Dialog Percepatan Pembentukan Koperasi Merah Putih di Kabupaten Manokwari, Sabtu (28/6/2025).

Menurut Ferry, jika setiap koperasi desa atau kelurahan menyerap minimal 10 hingga 20 tenaga kerja, maka dari total 824 kampung dan kelurahan di Papua Barat, akan tercipta antara 8.000 hingga 16.000 lapangan kerja baru.

“Anak-anak muda akan punya alasan untuk tetap tinggal dan bekerja di desa. Tidak perlu lagi lari ke kota mencari kerja,” ujar Ferry.

Ia menegaskan bahwa koperasi Merah Putih bukan sekadar lembaga ekonomi, tetapi juga wadah pemberdayaan masyarakat dan alat transformasi sosial.

Koperasi ini dirancang untuk menjadi agen distribusi kebutuhan pokok seperti gas elpiji, pupuk, serta produk BUMN lainnya yang selama ini sulit diakses masyarakat desa.

“Kalau koperasi desa menjadi agen resmi, potensi pendapatannya besar. Keuntungan ini bisa digunakan untuk insentif pengelola dan dibagikan ke anggota sebagai Sisa Hasil Usaha (SHU),” jelasnya.

Pemerintah pusat, lanjut Ferry, telah menyiapkan dukungan dalam bentuk pembiayaan awal minimal Rp3 miliar untuk masing-masing koperasi Merah Putih yang dibentuk di tingkat desa atau kelurahan.

Selain distribusi barang, koperasi juga diarahkan menjadi mitra BUMN dan bank nasional seperti BRI, BNI, Mandiri, serta bank daerah untuk memperkuat sistem ekonomi desa.

Koperasi desa juga didorong untuk menampung hasil produksi masyarakat, baik dari sektor pertanian, peternakan, maupun perikanan.

Untuk mendukung daya saing dan kualitas, koperasi Merah Putih akan dibekali fasilitas penyimpanan seperti lemari pendingin dan gudang, sehingga produk petani atau nelayan tidak mengalami penurunan nilai akibat keterlambatan distribusi.

“Gotong itu bekerja bersama, royong itu berbagi hasil. Dengan koperasi ini, masyarakat bisa membentuk usaha bersama dan menikmati hasilnya bersama-sama,” pungkas Ferry. (dra)


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses