BINTUNI,KLIKPAPUA.com—Tim satgas Covid 19 Teluk Bintuni, saat ini sedang mengisolasi sebanyak 6 orang warga Teluk Bintuni yang diduga tertular Virus Covid-19 varian baru dari Kudus, Jawa tengah.
Juru Bicara Covid-19 Teluk Bintuni dr.Wiendo Syahputra Yahya, Selasa (22/6/2021) mengatakan, sesuai hasil swab PCR, satu diantara 6 orang tersebut dinyatakan positif Covid-19, sementara 5 lainnya masih menunggu hasil PCR. “Kita sedang mengisolasi 6 orang warga positif dari Kudus yang tiba di Bintuni, pada 14 Juni, jadi dari 6 warga ini ada yang positif dari hasil pemeriksaan 27 Juni,” kata dr. Wiendo.
Dijelaskan satu orang yang dinyatakan positif telah dilakukan isolasi sejak 17 Juni, serta 5 orang yang kontak erat juga diisolasi di hari yang sama. Saat ini telah dilakukan swab ke 2, terhadap pasien tersebut, tim kesehatan masih menunggu hasilnnya.
Meskipun diduga terpapar virus Varian baru, namun 6 orang tersebut, menurut dokter ahli paru ini tidak mengalami gejala apapun atau OTG. Meskipun demikian tim satgas tetap mencurigai dan mengantisipasi kemungkinan penularan varian baru tersebut, mengingat pasien berasal dari daerah yang tingkat penularannya tinggi.
Tim satgas berencana akan mengirim sampel hasil pemeriksaan ke puslitbang Jakarta untuk mengecek surveylance genom sampel atau melacak virus mutasi Covid 19, melihat apakah benar terbukti ada virus varian baru atau tidak. “Jadi kewaspadaan kita tetap harus ada, jadi kita tetap harus mengkonfirmasi hasil pemeriksaan sampel PCR 6 orang tersebut ke Jakarta, karena 6 orang tersebut termasuk kriteria sampel yang harus dikirim untuk surveylance genom sampel,” kata Wiendo.
Selain sampel diatas, tim satgas Bintuni juga akan mengirim hasil sampel bagi warga yang sudah divaksin namun masih postif, serta pasien yang dinyatakan positif namun meninggal dunia dengan riwayat penyakit TB, HIV, untuk diperiksa kemungkinan mutasi virus Covid 19.
Wiendo menghimbau masyarakat tetap waspada dan memperkuat melakukan pembatasan masyarakat dengan skala yang lebih kuat atau ketat, mengurangi mobilisasi serta harus menjalankan protokoler kesehatan. (at)