Masalah Sampah di Pegaf, Belum Ada TPS dan TPA

0
Tidak ada TPS dan TPA warga membuang sampah di sembarang tempat di Pegaf.
PEGAF,KLIKPAPUA.COM–  Manusia terus memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memproduksi bahan makanan, minuman, dan kebutuhan lainnya dengan menggunakan kemasan dari bahan plastik ataupun bahan yang sulit terurai. Aktivitas tersebut tentu  menghasilkan makanan/minuman maupun barang yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, namun disisi lain juga akan menghasilkan bahan buangan yang akan disebut dengan sampah.
Sampah merupakan permasalahan yang terus dihadapi dalam kehidupan manusia. bukan hanya dikota besar, sampah kini juga terus menumpuk di daerah-daerah berkembang. Daerah yang mempunyai pertumbuhan penduduk  meningkat dengan pola hidup yang semakin konsumtif  akan diikuti dengan  produksi sampah.
Bertambahnya kuantitas sampah setiap hari, tentu perlu disertai dengan adanya Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan juga Tempat Pemprosesan Akhir (TPA), agar sampah yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia dapat dikontrol. TPS dan TPA perlu disediakan oleh pemerintah untuk memudahkan masyarakat membuang sampah.
Dari pantauan di Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf) belum mempunyai TPS maupun TPA. Hal ini menyebabkan masyarakat di negeri kabut ini sering membuang sampah di sembarang tempat. Selain itu masyarakat juga sering membakar sampah. sementara ketika dibakar, sampah dapat menghasilkan gas beracun yang berbahaya bagi tubuh manusia.
Tak hanya berbahaya bagi tubuh manusia, sampah yang dibakar juga akan berdampak pada lingkungan hidup, salah satunya dapat menyebabkan lapisan ozon rusak sehingga dapat memicu pemanasan global.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Pegaf, Mulyanus Dowansiba, saat ditemui di Distrik Anggi, Senin (9/9/2019) mengakui, hingga saat ini pihaknya belum dapat mengelolah sampah dengan maksimal. Pasalnya pemerintah setempat belum mempunyai lokasi/tanah yang nantinya menjadi TPS maupun TPA.
“Masalah kami sekarang adalah lokasi yang nantinya dijadikan TPA dan TPS. Saat ini kami belum dapat lokasi untuk itu,” kata Mulyanus.
Penentuan lokasi TPA maupun TPS harus memperhatikan beberapa aspek pertimbangan, maka pihaknya tidak dapat menentukan lokasi tersebut dengan terburu-buru. “Penentuan lokasi tidak boleh terburu-buru, jangan sampai nanti malah dapat merusak lingkungan,” terangnya.
Daerah yang juga dijuluki negeri atas awan Papua ini adalah salah satu daerah di Papua Barat yang memiliki potensi pariwisata menjanjikan. Panorama alam dari kedua danau di daerah ini dapat memanjakan mata para penikmat alam. Namun indahnya warna biru danau diganggu dengan banyaknya sampah plastik yang berserakan di di sekitar area danau ini.
Untuk itu, Mulyanus pun menghimbau masyarakat maupun para wisatawan yang mengunjungi daerah ini agar dapat menjaga lingkungan dengan tidak buang sampah di sembarang tempat.
“Kita harus menjaga kelestarian lingkungan dan menjaga kebersihan lingkungan. Apalagi dari kedua danau ini merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat di sekitar dua danau,” ajak Mulyanus. “Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan, salah satunya tidak membuang sampah di sembarang tempat,” kata Mulyanus menambahkan.|RSL/BM

Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.