KLIKPAPUA.COM, PEGAF – Kabar akan dicabutnya insentif untuk tenaga medis, membuat para tenaga medis di 10 puskesmas, Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf) meradang.
Pasalnya upah para tenaga medis, khususnya yang masih bersatus non PNS di daerah tersebut terbilang sangat rendah.
Dari pengakuan seorang bidan, diungkapkan, bahwa upah yang ia terima bersama tenaga medis lainnya (DIII) hanya senilai Rp. 1,3 juta/bulan, sementara tunjangan insentif sebesar Rp. 900 ribu tidak akan diberikan lagi oleh Pemerintah Pegaf pada tahun 2019 ini. Sedangkan tenaga medis (S1) mendapatkan upah dari Pemda Pegaf sebesar Rp.1.550.000 dan mendapat insentif sebesar Rp. 1,1 juta. “Tahun lalu (2018) kami masih mendapat insentif, tapi tahun ini katanya kami seluruh tenaga medis disini tak akan mendapatkan itu lagi,” katanya, Senin (25 /3/2019).
Ia mengatakan, upah sebesar itu tak dapat memenuhi kebutuhan hidup di daerah tersebut, yang masih memiliki biaya hidup yang sangat tinggi, apabila di bandingkan dengan daerah di Provinsi Papua Barat lainnya. “Bagaimana kami nanti bisa bertahan hidup dengan upah sebesar itu di sini, barang-barang serba mahal,” tuturnya.
Sama halnya yang dirasakan oleh salah seorang perawat di salah satu puskesmas. Dia mengatakan selama mengabdikan diri sebagai tenaga kesehatan di daerah tersebut, ia hanya mengharapkan insentif untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pasalnya sejak tahun 2015 lalu, ia belum mendapatkan SK dari pemda sebagai tenaga medis, sehingga upah honor daerah tak ia dapatkan. “Selama ini saya hanya bergantung sama insentif, kalau di cabut, bagaimana saya bisa hidup di sini,” ungkapnya.
Ia pun mengharapkan perhatian dari Pemerintah Daerah Pegaf, maupun dinas kesehatan, instansi yang menurutnya bertanggung jawab.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pegaf yang dikonfirmasi, belum terhubung.(rsl)