PEGAF,KLIKPAPUA.COM— Puluhan siswa di SDN 52 Drs. Dominggus Mandacan, di Kampung Ullong, Distrik Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf) terpaksa menggunakan sebuah bangunan gedung gereja untuk melaksanakan proses belajar mengajar.
Sekitar 40 siswa menggunakan Gedung GPKAI pos PI Jemaat Eklesia Ullong sebagai ruang kelas, lantaran mereka belum memiliki bangunan gedung sekolah sendiri.
Dari pantauan di lapangan, Senin (23/9/2019) proses belajar tetap berjalan meski para siswa tidak menggunakan meja. Puluhan siswa ini terpaksa menggunakan bangku yang biasa digunakan sebagai tempat duduk jemaat saat ibadah untuk mengganti fungsi meja.
Bangunan gereja yang masih beralaskan tanah ini sudah digunakan sebagai ruang kelas sejak tahun 2018 lalu atau pada saat sekolah ini melakukan penerimaan siswa perdana.
Sekolah yang baru memiliki siswa kelas 1 dan 2 ini hanya memiliki seorang guru yang merangkap sebagai kepala sekolah.
Ance Sayori terpaksa mengajar 2 kelas dalam satu ruangan, ia secara bergantian mengajar siswa kelas 1 dan kelas dua. Kondisi ini terus dilakoninya setiap hari lantaran tidak ada tenaga pengajar selain dirinya.
Guru yang masih berstatus sebagai honor daerah ini mengungkapkan, sejak menerima siswa baru pada tahun 2018 lalu, dirinya dan kepala kampung sudah beberapa kali mengusulkan pembangunan gedung sekolah (ruang kelas), namun hingga saat ini belum ada jawaban pasti dari Pemerintah Kabupaten Pegaf dalam hal ini dinas pendidikan setempat.
Ia mengakui, kondisi ruangan membuat murid-murid tidak fokus saat menerima pembelajaran. Kendati demikian, para siswa terus mengikuti setiap mata pelajaran yang diajarkannya. “Memang setiap hari banyak siswa yang tidak datang, tapi saya bersyukur masih ada yang rajin datang meski kondisi kami begini,” tuturnya.
Bukan hanya masalah pembangunan sekolah yang dikeluhkannya. Ance terpaksa harus menggunakan uang/dana pribadi untuk membiayai operasional sekolah. Ia mengaku, bantuan operasional sekolah atau BOS belum pernah disalurkan oleh dinas pendidikan sejak berdirinya sekolah.
“Penghapus, spidol, dan fotocopy buku semua masih tanggungjawab pribadi saya. Belum ada bantuan dari pemerintah setempat, dana BOS rencananya baru cair pada bulan desember nanti,” ungkap Ance.
Ance pun mengharapkan adanya perhatian dari pemerintah setempat. Terlebih lagi kampung ullong akan menjadi pusat pemerintahan kabupaten pegaf. “Kalau bisa tahun depan sekolah dan rumah dinas guru sudah bisa dibangun oleh pemerintah,” harapnya. (rsl/bm)