Ops Patuh Mansinam 2022 Berakhir, Polres Manokwari Keluarkan 57 Tilang

0

MANOKWARI,KLIKPAPUA.com- Operasi Patuh Mansinam 2022 Polres Manokwari sudah berakhir. Sepanjang dua pekan pelaksanaannya, Polres Manokwari telah mengeluarkan 57 tilang.

Kapolres Manokwari AKBP Parasian Herman Gultom melalui Kasat Lantas Polres Manokwari Iptu Subhan S. Ohoimas mengatakan pelanggaran dan kecelakaan yang terjadi diwilayah hukum Polres Manokwari masih cukup tinggi.

“Dalam bentuk penindakan atau tilang yang berhasil kami laksanakan kurang lebih ada 57 tilang yang kami berikan, memang ini adalah sebuah tindakan terakhir yang kami pilih sebagai bentuk upaya mengantisipasi kejadian-kejadian kecelakaan lalu lintas,” tutur Subhan kepada wartawan, Selasa (28/6/2022).

Dikatakan Subhan, dua pekan pelaksanaan Ops patuh mansinam itu lebih fokus kepada pengendara dibawah umur, penggunaan helm dan kelengkapan kendaraan.

“Kami lebih prioritas dalam hal pengendara anak dibawah umur, dan kami temukan dua pelanggaran anak dibawah umur, dan itu kami panggil orang tuanya untuk dibuatkan surat pernyataan. Sekali lagi, konsen kami lebih kepada penggunaan helm, kelengkapan kendaraan,” bebernya.

Lebih lanjut, Subhan menerangkan, untuk meningkatkan disiplin lalu lintas, Satlantas Polres Manokwari melakukan sosialisasi kepada masyarakat terorganisir seperti komonitas otomotif, ojek dan pelajar.

Sementara masyarakat tak terorganisir seperti Satlantas Polres Manokwari mendatangi pengendara-pengendara pada saat dilakukan razia maupun patroli di lapangan.

“Ini semua adalah bagian dari kepedulian Polres Manokwari dalam upaya mencegah atau menyelamatkan anak bangsa dalam hal upaya kita menekan kecelakaan lalu lintas,” imbuhnya.

Subhan berharap, setelah adanya operasi patuh mansinam ini, adanya kesadaran setiap pribadi untuk menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas. Karena, disiplin itu tidak hanya ada dan tidaknya petugas di lapangan, tetapi kembali setiap pengendara untuk mau disiplin.

“Sebuah budaya disiplin itu harus mulai dari sebuah keterpaksaan. Jadi harus dipaksa dulu, terpaksa, bisa hingga menjadi sebuah kebudayaan,” tutup Subhan. (dra)


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.