MANOKWARI,KLIKPAPUA.COM– Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw mengaku pembangunan train III LNG Tangguh yang berjalan sejak tahun 2017 dengan kontrak yang sudah ditanda tangani dan pelaksanaannya CSTS (Chiyoda, Saipem, Tripatra, dan SAE), tidak mengalami masalah.
“Kombinasi 3 perusahaan untuk membangun kawasan train III untuk lokasi pembangunan sudah tidak ada masalah, baik untuk pembangunan fisik bahkan Jettynya sudah dibangun,” ungkap Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw saat ditemui wartawan, belum lama ini di kantor Bupati.
Lebih lanjut dikatakan, untuk pembangunan kilangnya sedang dalam proses, tetapi beberapa waktu lalu ada masalah internal, sehingga ada penundaan sebagian aktivitas. Namun yang bisa menjawab masalah internal itu hanya BP Indonesia. “Dari sisi dukungan pemda, kami juga sudah memberi dukungan yang luar biasa, misalnya bagaimana kita memberikan arahan kepada masyarakat agar bisa menerima program ini, agar tidak terjadi benturan, contohnya seperti pembangunan Jetty 1 kilo panjangnya,” tuturnya.
Ditambahkannya pembangunan Jetty sepanjang 1 kilo dari darat ke laut sudah menutup tempat pencarian masyarakat adat, sehingga terjadi komplain dari masyarakat adat, sehingga pemda mengambil langkah untuk membayar kompensasi kepada masyarakat adat.
“Pembayaran kompensasi kepada masyarakat adat kalau menunggu dari LNG Tangguh maka prosesnya akan panjang, sehingga akan menghambat pembangunan, sehingga kami dari pemda mengambil langkah selesaikan kompensasi dengan masyarakat adat agar pembangunan Jetty tidak terganggu dan bisa berjalan,” ucapnya.
Pembangunana train III ini direncanakan tahun 2021 sudah harus ekspor downstream produksi. Karena saat ini penerimaan hanya berharap pada 2 trend kilang, namun mengalami pengurangan karena adanya perbaikan service, inovasi kilang. “Jadi produksinya tidak besar. Namun dari hasil laporan Bank Indonesia penerimaan dari LNG Tangguh itu merupakan sektor penyumbang ekonomi terbesar di Papua Barat dari sektor industri pengolahan itu yang memberikan sumbangan terhadap ekonomi terbesar di Papua Barat, jadi hampir 95% pertumbuhan ekonomi Papua Barat itu disuplai dari LNG Tangguh,” tegasnya.(aa/bm)