Kasus Gagal Ginjal Akut Balita dan Anak Belum Ditemukan di Bintuni

0
Kepala Bidang Pelayanan Umum RSUD Teluk Bintuni, drg. Weny Handri Imawatie M.Kes
BINTUNI,KLIKPAPUA.com–Kasus gagal ginjal akut pada balita dan anak-anak yang akhir-akhir ini banyak terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia sampai saat ini belum ditemukan di Teluk Bintuni.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Teluk Bintuni mengonfirmasi hingga saat ini belum ada pasien yang mengeluhkan gagal ginjal akut maupun gejala-gejalanya.
Kepala Bidang Pelayanan Umum RSUD Teluk Bintuni, drg. Weny Handri Imawatie M.Kes, Selasa (1/11/2022) menjelaskan, setelah menonfirmasi kepada dokter poli anak, belum ditemukan adanya anak-anak maupun balita yang terindikasi ke arah penyakit gagal ginjal akut hingga saat ini.
“Untuk yang ke arah penyakit ginjal pada anak sejauh ini belum ada, kalau ada balita yang demam batuk pilek diare ganggunan perkemihan yang ditemukan belum ada,” katanya menegaskan.
Dikatakan sejak adanya intruksi dari Kementrian Kesehatan, pihaknya bergerak cepat melakukan screening untuk setiap pasien anak dan balita yang masuk ke rumah sakit dalam kondisi demam, batuk, diare dan gejala lainnya.
“Screening itu setiap pasien yang masuk, usia anak dan balita yang punya riwayat demam akan di tapis melalui (screening) untuk mengetahui apakah ada gejala mengarah kepada gagal ginjal akut, namun dari hasil screening sejauh ini kadar fungsi ginjalnya masih normal,” katanya.
Sementara itu, untuk pemberian obat sirup sendiri, pihaknya saat ini masih menghentikan resep obat sirup dan di alihkan ke obat puyer (tablet yang ditumbuk) atau obat jenis lainnya.
Sementara itu, bagi pasien anak atau bayi yang mengalami sakit darurat seperti demam tinggi akan diberikan obat yang diberikan melalui rectal. “Kalau untuk anak atau Bayi yang darurat demam tinggi, kita bisa juga gunakan obat yang diberikan melalui rectal untuk menurunkan panas dan mengurangi kejang,” ujarnya.
Weny juga memastikan penghentian penggunaan obat sirup ini tidak akan berdampak pada masa kadaluarsa obat tersebut, karena rumah sakit rutin melakukan pengontrolan obat setiap 6 bulan sekali.
Ia mengimbau kepada orang tua yang memiliki anak agar hati-hari dalam menggunakan onat secara bebas dan selalu mengupdate informasi obat-obat apa saja yang bisa dan tidak bisa digunakan sesuai dengan edaran Badan pengawas obat dan makanan. “Hati-hati dalam memberikan obat secara bebas dan harus juga mengambil informasi,” ujarnya. (dr)

Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.