Genting Oil Paparkan Potensi Investasi 20 Tahun Kedepan di Teluk Bintuni, Mulai Produksi Gas 2025 

0
Penyerahan dokumen Amdal oleh GM Genting Oil kepada Bupati Teluk Bintuni, Petrus Kasihiw.
BINTUNI,KLIKPAPUA.com–Manajemen genting oil Kasuari PTE LTD Senin (8/5/2023) melakukan kunjungan ke rumah negara membahas Plan Of Development (PoD) 1 investasi gas di Sumuri sekaligus menyerahkan dokumen Amdal untuk lapangan Asap Merah dan Kido (AMK) di wilayah kerja (Blok Kasuri) Papua Barat.
Kunjungan tersebut disambut hangat Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw dan Sekretaris Daerah Frans Awak yang juga dihadiri jajaran forkopimda dan kepala OPD serta perwakilan masyarakat adat Sumuri.
Dalam persentasenya, General Manager Genting Oil Indonesia Ngakan Ketut Nurcahya bersama GM Genting Oil Kuala Lumpur Muhammad Imran Bin Abdul Hamid memaparkan, sejak 2008 genting oil Blok Kasuri sudah menanamkan investasi di Bintuni, dan di izinkan untuk perkembangan lebih lanjut.
Wilayah kerja Genting oil ada di dua kabupaten yakni kabupaten Teluk Bintuni dan Fakfak, saham 100 persen milik genting oil.
Memulai awal produksi di tahun 2025 Lapangan gas yang akan di kembangkan ada 3 yakni Asap, Merah dan Kido adalah 3 lapangan dari 10 lapangan yang potensi gasnya belum dikembangkan.
Awalnya sudah ada persetujuan dari negara terkait jumlah gas yang akan di eksploitasi di 3 lapangan tersebut yakni 1,7Bscf namun setelah direvisi terdapat penemuan baru dengan jumlah yang lebih besar menjadi 2,6 Bscf yang disetujui pada 8 Febuari 2023.
“Karena nya potensi nya naik, akhirnya kami harus menambah pembeli lagi, sehingga produksi nya mundur, tetapi untuk LNG Gas ini baru bisa di produksi di tahun 2025, dan petrokimia ditahun 2027,” kata Ngakan.
Jumlah sumur dari 3 lapangan tidak ada perubahan, yakni asap 7 sumur, merah 1 dan Kido 2 sumur. Ada 20 sumur lagi kedepan yang diyakini cukup memberi peluang yang besar bagi Bintuni karena ini berada di Teluk Bintuni.
Dari 3 lapangan ini, peruntukannya adalah gas untuk LNG, untuk menyuplai gas bagi pupuk petrocemical sebesar 101 mmscfd dan penjualan Gas LNG sebesar 230 mmscfd per hari. Akan disediakan pula suplay untuk kondensat di Sorong.
Dijelaskan pula, Genting Oil dalam memproduksi gas tidak sendiri, ia akan bekerjasama dengan PT Layar Nusantara Gas (LNG) yang melakukan konsorsium dengan perusahaan dunia dari Cina dan Belgia untuk mengambil gas-gas ini.
“Karena kami sendiri tidak mampu untuk memproses sendiri karena teknologi nya tinggi sekali,” kata Ngakan.
Ngakan juga memastikan sebesar 30 persen dari hasil produksi gas, akan diperuntukan bagi perusahaan Industri yang membutuhkan. “Selama masih bisa menyerap akan diperuntukan untuk Indonesia, seandainya sudah tidak bisa menyerah baru akan di ekspor, Itu komitmennya sehingga kami di izinkan untuk membangun LNG di sini,” jelas Ngakan lagi.
Nilai investasi produksi gas Genting Oil di Teluk Bintuni dari 3 lapangan, selama 20 tahun kedepan diperkirakan 4,8 Miliar Dolar Amerika jika di rupiah kan diperkirakan mencapai lebih dari Rp 70 Triliun. “Jadi Teluk Bintuni selama 20 Tahun kedepan tidak perlu khawatir,” katanya.
Direncanakan proyek konstruksi Genting Oil ini baru akan di mulai awal tahun 2024 yang akan dimulai dengan membangun pipa darat sepanjang 95 km Ke dekat pantai, Pipa 6,5 km di perairan, pembangunan FLO. (dr)

Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.