Napoleon Fakdawer: Kita Harus Memahami Apa Itu Rasis

0
Pemuda Papua, Napoleon Fakdawer. (Foto: Aufrida/klikpapua)
MANOKWARI,KLIKPAPUA.COM– Dalam era reformasi dan demokrasi ada persoalan-persoalan yang terjadi hari ini, ada ruang dimana masyarakat menyampaikan pikiran-pikiran, menyampaikan aspirasi itu dibuka dan dijamin oleh hukum di Indonesia. “Itulah jangan heran kalau hari ini persoalan tentang rasisme, yang kemudian sosfloet di Amerika itu menyebar sampai ke Eropa, Asia juga sampai ke Indonesia,” kata Napoleon Fakdawer,  Perwakilan Pemuda Papua saat ditemui, Kamis (17/6/2020).
Napoleon mengatakan persoalan apakah itu juga terjadi rasisme di Indonesia? pertanyaan ini harus disikapi, karena ketika berbicara era reformasi dan demokrasi, maka siapa saja bisa berbicara tentang itu. “Dalam hal ini negara juga memberikan panduan atau aturan-aturan yang jelas terhadap aturan main terhadap berekpresi menyampaikan pikiran dan pendapat. Ini yang harus dipahami dan dimengerti oleh kita semua,” tuturnya.
Sehingga siapa saja bisa berpendapat, bisa berbicara, dan mengatakan tentang ini rasis, itu rasis dan sebagainya. “Tetapi sesungguhnya kita mengerti apa itu rasis. Dan itu harus kita mengerti. Ketika kita bicara tentang rasis kita sedang bicara tentang perbedaan, warna kulit, etnis, budaya, agama, dan berbagai hal yang membedakan menjadi dasar tentang rasis itu,” ungkapnya.
Lebih lanjut Napoleon menyampaikan inilah yang kemudian tidak dipahami, sehingga ketika ada kejadian-kejadian isu-isu kecil kemudian dengan gampangnya atau mudahnya katakan rasis, rasis dan rasis. “Sayangnya adalah ketika kita mengungkapkan sebuah kata dengan mengatakan rasis, kita tidak pernah berpikir bahwa dia akan berdampak efek domino terhadap hal lain,  sebagai warga negara yang baik, tentu kita berharap apa yang menjadi pikiran-pikiran kita atau pernyataan kita sesungguhnya kita harus respek ke belakang melihat apa itu rasis, apakah Indonesia ini rasis atau tidak,” ucapnya.
Menurutnya  ini negara demokrasi siapa saja bisa mengatakan ini rasis atau tidak, sebagai suatu negara yang menghormati asas kebersamaan, asas berpendapat, itu hal yang wajar, sehingga tidak segampang atau semena-mena ketika orang mengatakan rasis lalu mengatakan orang itu salah. “Orang itu tidak benar, tidak baik, tapi sesungguhnya sebagai warga negara yang baik tugas kita adalah menjaga, merawat, agar hal-hal yang terkait dengan persatuan di negara kita ini dijaga dengan baik. Jangan sampai kemudian isu rasis ini memecah bela kita suku, etnis, agama, persaudaraan satu dengan yang lain. Tapi mari kita lihat bagaimana perbedaan itu membangun kebersamaan karena perbedaan itu adalah kekuatan kita. “
“Jadi saya pikir ini yang harus dipahami oleh kita semua sehingga kita tidak terjebak dengan sebuah istilah rasis yang membuat kita terjebak untuk saling membenci satu dengan yang lain, mari kita membangun kebersamaan, keberagaman, kita membangun kebersamaan antara satu dengan yang lain, karena ingat bahwa di dalam indonesi ini terdiri dari berbagai etnis, budaya agama yang berbeda,” ajak Napoleon
Dengan membangun kebersamaan maka disitulah kekuatan ada, harus dijaga itu sehingga tidak memberikan ruang kesempatan oleh kelompok-kelompok atau negara-negara lain untuk memanfaatkan perbedaan, kebinekaan di dalam Indonesia ini yang menjadi kesatuan.
“Ini bisa diganggu atau dibuyarkan oleh kepentingan-kepentingan lain. Harapan kami sebagai pemuda di Papua Barat, agar mari kita bersama-sama bergandengan tangan melihat kebersamaan, keberagaman antara etnis, umat beragama, satu dengan yang lain adalah sebuah kekuatan yang harus kita jaga, kita rawat untuk membangun NKRI yang lebih baik kedepan,” harapnya.(aa/bm)
Editor: BUSTAM


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.