MANOKWARI,KLIKPAPUA.com–Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea Cukai (KPPBC) tipe madya pabean C Manokwari, Papua Barat, mencatat realisasi penerimaan bea semester pertama tahun 2022 sebesar Rp13,5 Miliar. Ini jauh melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp8 Miliar.
Kepala Seksi Kepatuhan Internal dan Penyuluhan Bea Cukai KPPBC Manokwari Encep Kuswoyo saat ditemui wartawan, Selasa (27/9/2022) mengatakan, realisasi penerimaan kurang lebih sekitar Rp13,5 Miliar sudah melampaui target yang diberikan kepada Bea Cukai Manokwari.
Penerimaan bea masuk terbesar berasal dari PT SDIC Semen Manokwari, perusahan tersebut mengimpor batu bara dari Rusia, dan Gypsum dari Cina. Dua bahan baku ini akan digunakan untuk bahan baku pembuatan semen.
Untuk penerimaan bea cukai sampai semester pertama ini realisasi penerimaan kurang lebih sekitar Rp13,5 Miliar, kemudian ada denda administrasi Rp40 juta dan pelayanan IMEI Rp1.263 ribu, total penerimaan tahun 2022 hingga saat ini sebesar Rp13.57 Miliar.
Untuk target penerimaan tahun ini sudah mencapai 157 persen, sudah melebihi target dari kurang lebih Rp8 Miliar. Target biaya masuk dari bea cukai Manokwari Rp8 Miliar, dan target tercapai bahkan lebih.
“Untuk biaya masuk itu berasal dari importasi bahan baku pembuatan semen, batu bara dan gybsum, selain itu dua bahan baku tersebut terkena pajak. Jadi untuk pajak-pajak itu ada PPN, PPH pasar impor, jadi kategori ini sudah masuk di direktorat jenderal pajak, kalau kami dari sisi bea masuknya,” jelasnya. (aa)