
MANOKWARI,KLIKPAPUA.com- Ketua Umum Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI), Dr. (H.C.) H. Muhamad Jusuf Kalla, menegaskan bahwa kemakmuran sebuah masjid tidak seharusnya diukur dari faktor fisik maupun jumlah jamaah semata, tetapi dari sejauh mana masjid mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat di sekitarnya.
“Ukuran kemakmuran masjid bukan hanya dari megahnya bangunan atau jumlah jamaah yang banyak, tetapi dari tingkat kesejahteraan lingkungan sekitar,” kata Jusuf Kalla dalam sambutannya saat menghadiri pelantikan Pengurus Wilayah DMI Papua Barat, Senin (24/11/2025) di Manokwari.
Ia menjelaskan bahwa peran masjid sebagai pusat ibadah harus dibarengi fungsi sosial yang kuat. Menurutnya, masjid memiliki tanggung jawab besar dalam mendorong kemandirian dan kemampuan umat, terutama dalam aspek ekonomi dan pendidikan.
“Masjid harus mendorong jamaahnya menjadi mampu—mampu secara ekonomi, mampu secara pendidikan, dan mampu memberikan manfaat bagi lingkungannya,” ujarnya.
Jusuf Kalla juga menyoroti pentingnya tata kelola masjid yang profesional agar lembaga tersebut dapat berfungsi optimal sebagai pusat pemberdayaan.
Ia menekankan bahwa program sosial masjid, termasuk penyaluran zakat, harus diarahkan untuk membantu masyarakat tanpa membedakan latar belakang.
“Zakat dan bantuan sosial dari masjid jangan hanya diberikan kepada kelompok tertentu. Masjid adalah lambang persatuan yang harus memberikan manfaat seluas-luasnya,” tegasnya.
Selain itu, ia mengingatkan bahwa keberadaan masjid harus menjadi perekat sosial dan penjaga toleransi. Menurutnya, masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga tempat memperkuat nilai persaudaraan.
“Masjid adalah simbol persatuan. Karena itu, masjid harus ikut menjaga kerukunan dan toleransi antarumat beragama,” ujarnya.
Dengan penekanan tersebut, Jusuf Kalla berharap seluruh pengurus masjid di Indonesia mampu mengembangkan masjid menjadi pusat kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat sekitar. (dra)




















