BNN Papua Barat Tangani 10 Kasus Narkotika Sepanjang 2025

0
BNN Papua Barat menggelar konferensi pers capaian kerja sepanjang 2025. (foto: Gemelin/klikpapua)

MANOKWARI,KLIKPAPUA.com- Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Papua Barat merilis capaian kinerja serta target pengungkapan kasus narkotika sepanjang tahun 2025.

Hasilnya, jumlah kasus maupun volume barang bukti yang berhasil diamankan mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

Hal ini diungkap dalam konferensi pers di Manokwari pada Kamis (18/12/2024)yang dipimpin oleh Plt Kepala BNNP Papua Barat, Kombes Pol. Muhammad Zakiy, didampingi Kepala Bagian Umum dr. Arianta Damanik, Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) dr. Indah Permatasari, serta Staf Bidang Rehabilitasi, Aswendo Dwitantyanov.

Dalam keterangannya, Muhammad Zakiy menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2025 BNNP Papua Barat menangani 10 kasus narkotika. Jumlah tersebut meningkat 100 persen dibandingkan tahun 2024 yang mencatat lima kasus.

“Terjadi peningkatan kasus dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini merupakan hasil kerja BNNP Papua Barat yang bersinergi dengan instansi vertikal lainnya,” ujar Muhammad Zakiy.

Selain jumlah kasus, peningkatan juga terjadi pada barang bukti narkotika yang disita. Untuk jenis sabu-sabu, petugas mengamankan 31,95 gram, meningkat dari 21,787 gram pada tahun 2024.

Sementara itu, barang bukti ganja yang disita mencapai 10.490,56 gram atau sekitar 10,4 kilogram, melonjak tajam dibandingkan 1.984 gram pada tahun sebelumnya.

Dari total 10 kasus yang diungkap, lima kasus terjadi di wilayah Manokwari dan lima kasus lainnya berada di wilayah Sorong, Provinsi Papua Barat Daya.

Muhammad Zakiy juga memetakan sejumlah jalur rawan masuknya narkotika ke wilayah Papua Barat dan Papua Barat Daya.

Jalur tersebut meliputi transportasi laut melalui Pelabuhan Pelni Manokwari, Pelabuhan Sorong, Pelabuhan Anggrem, dan Pelabuhan Marampa; transportasi udara melalui Bandara Rendani Manokwari jalur darat lintas Kabupaten Sorong dan Kabupaten Teluk Bintuni serta jasa pengiriman yang memanfaatkan perusahaan ekspedisi.

“Peningkatan jumlah kasus dan barang bukti ini menjadi alarm bagi kita semua untuk memperketat pengawasan, terutama di pintu-pintu masuk utama seperti pelabuhan dan bandara,” tegasnya. (mel)


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses