KLIKPAPUA, KAIMANA- Tampil memukau dihadapan ratusan penonton, dua sekolah kakak beradik, SD Negeri III Kaimana dan SMP Negeri III Kaimana yang sama-sama beralamat di Kelurahan Krooy Kaimana berhasil membawa pulang trophy juara I lomba Tari Seka dalam rangka memeriahkan HUT Kabupaten Kaimana ke-16.
Seka sendiri merupakan tarian khas Kaimana yang selama ini menjadi salah satu kesenian daerah yang dibanggakan masyarakat Kaimana. Tari Seka dari sisi sejarah merupakan tarian khas Suku Napiti, salah satu suku asli Kaimana, yang biasa ditampilkan dalam setiap even penting daerah.
Kata Seka sendiri oleh kebanyakan orang bisa disepadankan dengan sebutan Senja Kaimana (SeKa). Goyangan pinggul yang aduhai, dipadu posisi badan merunduk dan lutut ditekuk hingga menimbulkan kemiringan pada posisi tubuh merupakan daya tarik tersendiri dalam seni tari yang satu ini.
Lomba yang dilaksanakan di Pantai Bantemi Kaimana, Kamis (2/5/2019) ini, diikuti oleh 10 regu peserta, masing-masing berasal dari 6 SD dan 4 SMP dalam wilayah Kota Kaimana. Lomba sendiri menghadirkan lima juri utama dari perwakilan suku asli Kaimana dan pelaku seni.
Adapun pemenang dalam lomba ini; untuk tingkat SD juara Harapan III total nilai 849 diraih SD Negeri II Kaimana, Harapan II (870) diraih SD Negeri Krooy, Harapan I (882) SD YPPK St. Fransiskus, Juara III (919) diraih SD YPK Gwereshera, Juara II (976) diraih SD Negeri I Kaimana dan juara I dengan nilai 978 diraih SD Negeri 3 Kaimana.
Sedangkan tingkat SMP, juara Harapan I dengan nilai 840 diraih SMP Yapis Kaimana, Juara III dengan skor 944 diraih SMP Negeri 6, Juara II dengan nilai 950 diraih SMP YPK dan Juara I dengan total nilai 968 diraih SMP Negeri III Kaimana.
Ketua Dewan Juri yang juga merupakan Kepala Suku Napiti, Sony Atiamona saat mengumumkan nama pemenang mengatakan, penampilan peserta dari SD Negeri III dan SMP Negeri III sudah memenuhi unsur yang dibutuhkan dalam tari Seka. Namun terdapat beberapa kekurangan berkaitan
“Menari Seka itu bukan hanya soal bagaimana bergerak mengikuti musik, tetapi lekukan tubuh dan kekompakkan para penari merupakan unsur yang paling penting dalam tari Seka. Kalau menari lurus saja itu bukan Seka. Gaya Seka itu harus menarik, sesekali menunduk dengan lutut yang ditekuk,” ungkapnya sembari mengajak generasi muda melestarikan Tari Seka. |Isabela Wisang