MoU dengan Batik Air Direncanakan Sebelum Nataru

0
KAIMANA,KLIKPAPUA.com—Bupati Kaimana, Freddy Thie berkeinginan Bandara Utarom Kaimana akan menjadi bandara pengumpul (hub) yang akan menghubungkan Nabire dan Fakfak. Untuk itu, kerjasama Pemerintah Daerah dengan pihak Batik Air (Lion Group) diharapkan terealisasi sebelum Nataru (Tatal dan Tahun Baru) 2021.
Berdasarkan rancangan kesepakatan kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) yang sudah disiapkan demikian Bupati, Batik Air A320 nantinya akan melayani rute langsung Kaimana-Makassar-Jakarta dan akan conect dengan jadwal penerbangan Wings Air dari Fakfak dan Nabire.
“Batik Air sudah menyampaikan rencana MoU. Belum lama ini kita juga sudah zoom meeting dengan pihak Batik yang juga dihadiri pimpinan DPRD. Saya berharap sebelum natal dan tahun baru, kerjasama ini sudah bisa terlaksana,” ungkap Bupati disela kegiatan launching bantuan modal usaha dan pelatihan kewirausahaan bagi pelaku UKM, Selasa (16/11/2021).
Bupati mengajak semua pihak untuk mendukung rencana kerjasama ini. ”Ada yang bicara di sosmed kalau itu buang-buang uang. Kalau orang sayang Kaimana mari kita dukung program ini. Kalau Batik Air A320 turun Kaimana, saya yakin fasilitas bandara dengan sendirinya akan menjadi perhatian pihak kementerian,” ujarnya.
Bupati secara rinci menjelaskan, Batik Air nantinya akan melayani rute langsung Kaimana-Makassar-Jakarta dan akan terhubung dengan pesawat ATR yang membawa penumpang dari Fakfak dan Nabire. Dengan demikian secara tidak langsung bandara Kaimana akan menjadi bandara hub.
“Rute Batik Air itu Jakarta-Makassar-Kaimana dan akan diconectkan dengan ATR ke Fakfak dan Nabire. Artinya akan membantu jumlah penumpang yang ikut. Kita tahu Nabire itu ada kabupaten tetangga. Kalau mereka ke Jayapura kan jauh, sementara Kaimana-Nabire tidak sampai satu jam. Saya ingin bandara Kaimana menjadi bandara hub atau bandara penampung,” terang Bupati.
Sementara terkait bentuk kerjasama dan biaya subsidi yang harus ditanggung Pemerintah Daerah, Bupati secara rinci menjelaskan, Pemerintah Daerah hanya menanggung biaya jika jumlah penumpangnya kurang dari 158 orang dari total seat yang tersedia 152 untuk kelas ekonomi maupun 12 untuk kelas bisnis.
“Bentuk kerjasamanya itu, jumlah penumpang Batik A320 itu ekonomi 152 orang  dan bisnis 12 seat, jadinya 164 seat. Kalau PP berarti 300 lebih. Tanggungjawab kita minimal penumpang PP itu 158 orang. Contoh kalau yang datang 100, pulang 58 orang berarti tidak ada subsidi. Dan penumpang ini juga bukan hanya yang turun di Kaimana, tapi dia turun dimana saja Fakfak atau Nabire itu tetap dihitung penumpang yang kesini. Tapi kalau datang 100, pulang 40 berarti yang kita subsidi itu 18. Harga tiket dasar Rp.2,1 juta plus PPN plus airport tax total kurang lebih Rp.2,4 juta. Yang kita subsidi bukan Rp.2,4 Juta, tetapi harga harga tiket dasar Rp.2,1 juta. Menurut saya tidak mungkin kita rugi karena hari ini penumpang orang Kaimana ke Sorong saja tiap hari 72 penumpang full terus. Itu yang pergi, belum datang dan belum lagi nanti ditambah dari Fakfak dan Nabire,” imbuhnya.
Bupati bahkan sempat membandingkan kerjasama Pemda Kaimana dengan pihak Garuda Indonesia beberapa tahun lalu yang mencapai Rp.10 Miliar. “Ada pihak yang mengkritisi rencana kerjasama ini. Harusnya kita dukung, kita jalan dulu baru nanti buat evaluasi. Kemarin-kemarin kerjasama dengan Garuda saja total anggaran yang disiapkan 10 Miliar. Itu dengan ATR, hari ini dengan pesawat besar boeing A320 kenapa tidak bisa. Kita harus menjadi agen perubahan,” pungkasnya. (iw)

Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.