1 PDP Meninggal, dr.Arnoldus Tiniap: Bukan Karena Covid Melainkan Penyakit Bawaan

0
Dr. Arnoldus Tiniap selaku Juru Bicara Satgas Covid19 Papua Barat. (Foto: Aufrida/klikpapua)
MANOKWARI,KLIKPAPUA.COM– Dari data yang ditangani di rumah sakit, total ada tiga pasien yang meninggal. Pasien terkonfirmasi positif covid, pasien PDP (Pasien Dalam Pengawasan)  yang kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif covid dan satu pasien PDP lagi yang meninggal di RSUD Manokwari.
dr. Arnoldus Tiniap selaku Juru Bicara Satgas Covid19 Papua Barat mengatakan, untuk pasien PDP yang ada di Manokwari, pasien sempat dilakukan rapid test yang dipinjamkan dari Polda, namun belum diambil spesimennya, karena keadaan pasien sudah buruk dan kemudian meninggal. “Tapi hasil dari rapid testnya negative,” ungkap Arnoldus saat ditemui wartawan di ruang sekretariat Covid 19, Kamis (2/4/2020).
Menurut Juru Bicara asal perjalanan pasien tersebut, sempat melakukan perjalanan ke Purwokerto, sekitar satu- dua Minggu di Jawa, dan begitu rute pulang-nya dari Purwokerto, terus ke Jogjakarta, Jakarta dan kembali ke Manokwari tanggal 18 Maret, kemudian tanggal 19 Maret ada sedikit keluhan, lalu ia pergi berobat ke DMC, kemudian kembali waktu diperiksa, di sana ia punya riwayat hipertensi, ada gangguan ginjal dan hati, kemudian ada tumor di mulut. “Jadi ada empat penyakit, hipertensi, kemudian permasalahan ginjal, hati, dan tumor di mulut,” jelasnya.
Namun saat berobat pertama di DMC tanggal 19 Maret, keluhannya belum terlalu berat, kemudian tanggal 23 Maret ia balik lagi ke DMC, dan dirujuk ke RSUD Manokwari karena butuh penanganan dan peralatan yang lengkap. “Jadi pada saat masuk ke RSUD Manokwari, sekitar tanggal 23 Maret, kemudian meninggal kemarin,” jelasnya.
Saat masuk di RSUD Manokwari jubir mengatakan, belum sempat diambil spesimennya. “Karena teman-teman juga mengalami kendala  keterbatasan alat, kemudian mereka meminta bantuan untuk kita screening cepat dulu, dari Polda kita dibantu dengan rapid test terus kemudian kita periksa, tapi karena kita belum sempat untuk mengambil spesimen beliau meninggal. Jadi penyebab kematian karena memang faktor penyakit bawaan tadi,” jelasnya.
Dijelaskan Arnoldus, jika dilihat dari riwayat penyakit yang empat tadi, besar kemungkinan dia meninggal bukan karena penyebaran covid, tapi dari empat penyakit yang sudah diderita.
Terkait keraguan ini, pihaknya sempat komunikasi dan meminta pendapat dari dokter yang lain, bahkan meminta pendapat dan masukkan dari Kementerian Kesehatan RI.
“Sehingga kita kembalikan ke keluarga tapi dengan penjelasan dan harus diperlakukan dengan hati-hati, meskipun sebenarnya kita lebih curiga dia negative, karena memang untuk hasil rapid testnya negative. Jadi tidak ada perlakuan khusus sebenarnya, sehingga kita kembalikan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan,” pungkasnya.(aa/bm)
Editor: BUSTAM


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.