MANOKWARI,KLIKPAPUA.COM--Sesuai data yang diterima BPBD Kabupaten Manokwari ada 10 titik yang berdampak banjir saat hujan deras, Minggu lalu, yakni Kampung Tanimbar 1, Tanimbar 2, gang Kemayu, Lembah Hijau RT 2 RW 13, Kampung Madu Raja RT 4 RW 6, RT 5 RW 6, Kampung Bugis, Wirsi, Fanindi Pantai, dan Petrus Kafiar.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Manokwari,Septhinus Prawar saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa ( 25/2/2020) mengatakan banjir yang paling parah terjadi di Kampung Tanimbar 1 dan 2 serta di Lembah Hijau.“Itu parah karena lokasinya pas ada di bentaran Kali Wosi. Saat air meluap masyarakat mengevakuasi sendiri ketempat yang lebih tinggi seperti kantor lurah,” ungkapnya.
Untuk jumlah keseluruhan dari 10 titik banjir itu berjumlah sekitar 775 KK, dengan jumlah jiwanya 2.784. “Dan kalau mau menghitung kerugian itu kebanyakan barang-barang elektronik, seperti kulkas itu memang tidak bisa di selamatkan, kalau korban jiwa tidak ada korban jiwa,” tuturnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Manokwari Johanis Jeftoran menambahkan untuk tahun ini korban bencana banjir semakin meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya, sehingga untuk penyaluran bama saat ini pihaknya masih mengumpulkan data.
“Ketika data sudah terkumpul kita mulai menyiapkan bantuan seperti Supermi satu KK dua karton terus minyak goreng nya itu dua kilo untuk satu KK, terus gula satu dan teh satu bungkus, sedangkan untuk beras sendiri sekarang di tangani oleh dinas sosial, semua itu sudah sesuai dengan SOP,” ungkap Johanis saat ditemui di ruang kerjanya.
Dalam waktu dekat ini bantuan akan disalurkan di 10 titik banjir tersebut, yang nantinya akan diserahkan langsung oleh Bupati atau Wakil Bupati.
Septinus Tupamahu, salah satu warga Lembah Hijau mengatakan banjir bukan merupakan hal yang baru pertama mereka alami. “Ini sudah biasa buat kami, dengan curah hujan yang turun berjam-jam, sudah menjadi jatah untuk kami mengalami banjir,” ujar Septinus.
Hujan yang turun berjam-jam membuat debit air semakin besar, sehingga membuat air meluap keluar dari taluk. Taluk yang ada saat ini dinilai sangat kecil dan sempit, sehingga dengan sangat mudah air meluap.
“Setiap hujan dan banjir begini kami punya alat elektronik rusak, barang-barang dapur hilang, bahkan ada yang mengambil kesempatan mencuri kendaraan roda dua. Harapan kami kepada pemerintah untuk kalau bias taluk yang ada saat ini diperlebar dan di kasih tinggi,” tambahnya.(aa/bm)