PEGAF,KLIKPAPUA.COM– Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf) berjanji akan merekomendasikan 7 orang guru dari yayasan transformasi Indonesia cerdas atau YTIC untuk masuk honor daerah (honda) pada tahun 2020.
Hal ini dikatakannya Sekretaris Dinas PPO Pegaf, Dominggus Saiba, menanggapi nasib 7 orang guru Petra (pendidik transformasi) yang mengharapkan perhatian pemerintah daerah (Pemda) setelah masa kerja/kontrak dengan YTIC berakhir beberapa waktu lalu.
Untuk diketahui pada awal Agustus 2018 kemarin, YTIC bekerjasama dengan pemerintah kabupaten pegaf dalam bidang pendidikan. Sebanyak 11 orang guru yang disebut dengan Petra diutus ke negeri atas awan Papua yang dikenal masih kekurangan tenaga pengajar.
Setahun berselang, yayasan yang menaungi guru Petra ini mengakhiri kerjasama mereka. Dari 11 orang guru yang sebelumnya mengajar di beberapa sekolah, kini hanya tinggal 7 orang yang bertahan untuk mengajar Secara sukarela di Pegaf.
Dominggus menjelaskan, pemerintah daerah dalam hal ini dinas PPO Pegaf tidak dapat mengangkat guru Petra sebagai honor daerah (honda) pada tahun ini, karena keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah setempat.
“Pada prinsipnya pemerintah daerah tidak akan menutup mata, apalagi mereka (guru Petra) sudah mengapdikan dirinya di pegaf,” kata Dominggus ditemui di Distrik Anggi, Rabu (25/9/2019).
Untuk itu, Dominggus meminta para guru Petra untuk dapat bersabar dan tetap mengajar dimana mereka ditempatkan. Terkait upah, dinas PPO telah menginstruksikan para kepala sekolah untuk menyisihkan honor kepada mereka yang berasal dari dana bantuan operasional sekolah atau BOS.
“Meski tidak seperti upah honda, mereka dapat mendapatkan honor dari dana BOS yang disalurkan ke masing-masing sekolah,” tutupnya.(rsl/bm)