BINTUNI,KLIKPAPUA.com–Pelaku tentara gadungan yang ditangkap tim gabungan, POM Dam Kasuari, BAIS Satgas Maro serta Deninletdam Kasuari, pada Kamis (29/4/2021) malam, ternyata melakukan aksi penipuan pada kalangan pejabat di Kabupaten Teluk Bintuni.
Menurut Plt Sekda Teluk Bintuni Frans Awak Jumat (30/4/2021) tentara gadungan bernama, R. Tessa Aditya Sidharta, sudah beberapa kali bertemu dengannya, bahkan sudah pernah bertemu dengan Bupati dan Wakil Bupati Teluk Bintuni terkait Izin Perusahaan Minyak PT Petro Energi Utama Weriagar (PEUW), di Distrik Weriagar.
Frans Awak menjelaskan, selama ini Aditya mengaku sebagai tentara yang diperbantukan untuk menjadi pejabat penghubung oleh Pertamina untuk membantu proses izin PT (PEUW). “Saya belum tau kalo beliau ini dari Pertamina untuk memfasilitasi terkait PT Petro Energi Utama Weriagar, tapi karena Bupati mendukung ya sudah, kita tau saja beliau ini adalah tentara yang diperbantukan oleh Pertamina untuk membantu proses perizinan itu,” kata Frans Awak.
Aditya diduga melakukan aksi penipuannya dengan memakai atribut tentara berpangkat mayor untuk meyakinkan pejabat di Teluk Bintuni. Selain itu pelaku juga memanfaatkan foto momen pertemuan dirinya dengan sejumlah pejabat, untuk mendapatkan uang dari pihak perusahaan. Bukan hanya sekda, Kepala Pusat Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Teluk Bintuni Jefry Papilaya juga mengaku sempat tertipu dengan pelaku.
Kepada wartawan Jefry mengaku, pelaku pernah ke kantornya untuk membicarakan izin perusahaan PT PEUW. “Saya juga tidak menyangka, karena selama ini dia juga jalan dengan Dandim, masa kita tidak percaya kan tra mungkin orang mau tipu,” kata Jefry. Jefry menuturkan, selama ini memang pelaku juga mengurus izin PT PEUW bersama dengan SKK Migas.
Ketika ditanya apakah pernah diminta sejumlah uang, Jefry mengatakan tidak pernah, selain hanya hubungan terkait dengan izin perusahaan minyak PT PEUW di Weriagar.
Tak hanya di kalangan pejabat, dari informasi yang berkembang di kalangan wartawan, pelaku juga dikenal kalangan wartawan media dan sering mendampingi sejumlah pejabat dalam setiap momen ceremonial pemerintahan. Diperkirakan pelaku sudah dua tahun lamanya berada di Teluk Bintuni. (at)