BINTUNI,KLIKPAPUA.com–Dinas Kesehatan Kabupaten Teluk Bintuni Rabu (8/2/2023) menggelar pertemuan evaluasi kinerja puskesmas tahun 2022 se-Kabupaten Teluk Bintuni di Aula Misi, kilometer 3, Distrik Bintuni.
Evaluasi kinerja yang dibuka Wakil Bupati Matret Kokop ini membahas isu besar yang menjadi isu nasional yakni terkait stunting, kesehatan Ibu dan Bayi, HIV/AIDS dan penurunan angka malaria.
Dalam laporannya, Kepala Dinas Kesehatan Frangki mobilala mengatakan, indikator kesehatan masyarakat sesuai RPJMN kementrian kesehatan yakni menciptakan SDM yang berkualitas dan berdaya saing.
Strategi yang digunakan untuk mencapai visi dan misi pada 2023-2024 adalah Penurunan angka kematian ibu dan bayi, penurunan agak stunting, sebagaimana yang di cantumkan pada 12 indikator kesehatan nasional yakni Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil, ibu bersalin, bayi lahir, balita, usia SD, usia produktif, usia lanjut, penderita hipertensi, penderita Diabetes Melitus, pelayanan kesehatan terhadap ODGJ, orang terduga TBC dan pelayanan kesehatan dengan resiko terinfeksi HIV.
Secara terpisah dalam wawancara Frangki mengatakan, sejumlah isu penting diantaranya stunting sekaligus perbaikan gizi, higienisasi dan sanitasi, TBC, HIV serta malaria.
Seperti isu stunting tentu akan menjadi focus pembahasan karena hal ini berkaitan erat dengan kesehatan ibu dan bayi serta berkaitan erat dengan penanggulangan kemiskinan
“Ada beberapa point yang perlu kita perhatikan dengan kondisi saat ini seperti stunting, perbaikan gizi, TB, HIV dan kita tidak boleh lupa bahwa kita sudah bebas malaria smpe sekarang belum ini tren nya masih meningkat,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Matret Kokop dalam sambutannya mengatakan, secara umum sektor kesehatan di Indonesia dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan.
“Pada pelayanan kesehatan secara khusus kita bersyukur puskesmas pembantu dan pos kesehatan kampung (poskeskam) telah tersebar hampir di seluruh distrik Kabupaten Teluk Bintuni, Dalam rangka menilai sejauh mana upaya kita menjawab RPJMN dan visi misi pembangunan Kabupaten Teluk Bintuni serta menemukan solusi terhadap masalah-masalah yang terjadi,” ujar Wabup.
Perioritas pelayanan kesehatan masyarakat terdiri dari beberapa komponen antara lain, ketersediaan dan mutu fasilitas, obat dan pembekalan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan managemen.
Dalam hal pelayanana fasilitas Teluk Bintuni telah memiliki 24 puskesmas dan 43 pustu dan puskeskam, bahkan sejak beberapa tahun lalu telah memiliki 6 Puskesmas bertaraf nasional dan rumah sakit dengan akreditasi paripurna, hanya saja ada kendala tidak adanya petugas kesehatan di puskesmas tempat penugasan.
“Saya harap di tahun 2023 ini kita lebih giat lagi mengabdi, demi mencapai tujuan Bintuni yang sehat secara bersama-sama,” ujar Wabup.(dr)