MANOKWARI,KLIKPAPUA.com— Adanya Pekan Sagu Nusantara 2020, dengan tema ‘Sagu Pangan Sehat untuk Indonesia Maju’ diharapkan menjadi momentum gerakan awal untuk merangkai kerjasama yang erat antara berbagai stakeholder pengelola sagu, baik pemerintah, swasta dan komunitas masyarakat sagu mulai dari hulu hingga hilir.
Sehingga kerjasama yang produktif diharapkan akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat pengolah sagu. Demikian dikatakan Wakil Gubernur Papua Barat, Mohamad Lakotani dalam pembukaan Pekan Sagu Nusantara 2020 di kantor Gubernur Papua Barat, Selasa (20/10/2020).
Dikatakan Lakotani, Provinsi Papua Barat memiliki lebih dari 100 jenis hasil olahan makanan dan minuman yang terbuat dari pati sagu maupun tepung sagu, antara lain, mie sagu, bakso sagu, beras analog, hingga berbagai kue basah dan kering yang terbuat dari tepung sagu. Sagu juga bisa dijadikan sumber pangan alternatif non beras yang sehat karena memiliki kalori tinggi, sehingga menambah daya imun atau kekebalan manusia terhadap penyakit tertentu.
“Sehingga saya mengimbau agar sagu dan makanan olahan harus disajikan sebagai makanan sehat pada acara-acara formal di Provinsi Papua Barat. Kiranya Pekan Sagu Nusantara 2020 ini dapat memberikan manfaat yang besar, terutama sagu memberikan kontribusi pangan sehat untuk Indonesia Maju,” tutur Lakotani.
Lasarus Ullo, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Papua Barat dalam laporannya mengatakan, Pekan Sagu Nusantara ini diselenggarakan oleh Menko Perekonomian yang diikuti Pemerintah Provinsi Papua, Papua Barat dan 14 provinsi lainnya.
Lanjut Lasarus, adanya Pekan Sagu ini agar sagu diangkat, sehingga memiliki nilai budaya yang dapat dilestarikan. Ini sejalan dengan pembangunan berkelanjutan di Pemprov Papua Barat. Disamping itu sagu dijadikan objek wisata panorama yang berkaitan erat dengan nilai budaya dan filosolfi sagu tersebut.
Selain itu, Pekan Sagu Nusantara 2020 untuk meningkatkan promosi potensi sagu, terutama pada provinsi sentral produksi sagu di Indonesia. Sagu merupakan komoditi strategi nasional yang memiliki nilai ekonomi dan kesehatan yang tinggi.
“Papua Barat masuk dalam area terbesar kedua, setelah Papua di seluruh Indonesia dengan luas area 5510 ribu hektar, bila potensi ini dikembangkan secara terpadu, terarah dan berkesinambungan, maka dapat berdampak kepada peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui komoditi sagu dengan model kerja sama antara koperasi dengan industri rumah tangga,” ujar Lasarus.
Usai pembukaan Pekan Sagu Nusantara, Wakil Gubernur bersama Kapolda,Pangdam, Kabinda dan seluruh forkompinda meninjau langsung hasil olahan sagu yang dijadikan berbagai makanan, serta dilanjutkan makan papeda bersama.(aa)