MANOKWARI, KLIKPAPUA.com- Dinas Kesehatan (Dinkes) Papua Barat akan menyalurkan sebanyak 256.377 kelambu anti nyamuk yang diagendakan pada Februari-Maret tahun ini.
Hal ini dijelaskan Kepala seksi P2PM Dinkes Papua Barat Edi Sunandar, Sabtu (14/1/2023). Edi mengklaim, pemakaian kelambu sangat efektif menurunkan angka kasus malaria.
Edi menegaskan strategi pemakaian kelambu ini adalah kebijakan internasional. Dia mencontohkan di daerah Afrika yang endemis malaria, masyarakatnya memakai kelambu anti nyamuk sebesar 85 persen, maka kasus akan turun di tahun berikutnya sebesar 50 persen setelah pemakaian kelambu.
“Di tahun 2023 ini kemungkinan akan kita laksanakan di bulan Februari akhir hingga Maret, karena kelambu baru di dropping oleh Kementerian bantuan dari global fun untuk Papua Barat sebanyak 256.377 itu akan disebarkan di 12 Kabupaten,” jelas Edi.
Menurutnya, tahun ini akan berbeda dengan tahun 2017 dan 2020. Perbedaannya jika dahulu angka kasus masih tinggi di kabupaten kota, maka pemberian kelambu sesuai tempat tidur dan tidak melihat mana daerah yang tinggi dan rendah.
“Nah sekarang tidak bisa, karena sudah bervariasi jadi di endemis tinggi. Di Papua Barat tinggal di Manokwari Manokwari Selatan, Teluk Wondama dan Tambrauw. Jadi 4 Kabupaten ini semua masyarakatnya dikasih pertempat tidur,” ujarnya.
Kabupaten Fakfak, Kaimana, Teluk Bintuni, Sorong, Pegunungan Arfak Kota Sorong lanjut Edi, akan diberikan hanya di daerah yang kasusnya masih tinggi.
“Sedangkan daerah atau distrik yang rendah yang khususnya sudah rendah itu tidak diberikan kelambu sehingga alokasinya akan sangat berbeda,” tambahnya.
Walaupun wilayah administratif telah berbeda, Edi menyampaikan wilayah Papua Barat Daya akan tetap disalurkan sebab, pendanaan kelambu diprogramkan pada tahun 2022.
“Tentunya kita akan melihat misalnya, disana belum siap, maka akan diambil alih Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat,” tukasnya. (dra)