
MANOKWARI,KLIKPAPUA.com– Sektor jasa keuangan di Papua Barat dan Papua Barat Daya (PBD) menunjukkan kinerja positif meski tengah menghadapi penyesuaian dana transfer ke daerah.
Hal ini disampaikan Kepala OJK Papua Barat dan Papua Barat Daya, Budi Rahman, dalam kegiatan journalist update di Manokwari, Kamis (4/12/2025).
Budi menjelaskan, stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga dan menjadi fondasi penting bagi pembangunan ekonomi di dua provinsi tersebut.
Data kinerja posisi Oktober 2025 memperlihatkan tren pertumbuhan pada sejumlah indikator utama perbankan.
Berdasarkan laporan OJK, aset perbankan di Papua Barat tumbuh 3,67 persen (yoy), sementara kredit meningkat tajam 16,56 persen (yoy).
Dana Pihak Ketiga (DPK) turun 0,41 persen (yoy), namun mulai menunjukkan pemulihan dengan pertumbuhan 4,93 persen (mtm).
Kualitas kredit berada pada level sangat sehat dengan Non-Performing Loan (NPL) 0,81 persen, sedangkan intermediasi perbankan tercatat tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 129,08 persen.
Di Papua Barat Daya, aset perbankan tumbuh 3,30 persen (yoy) dan kredit naik 4,24 persen (yoy). DPK mengalami penurunan tahunan 0,41 persen, namun mulai rebound 0,21 persen (mtm).
Kualitas kredit terjaga dengan NPL 1,92 persen, sementara LDR stabil di 104,42 persen.
OJK mencatat penurunan DPK di kedua provinsi dipengaruhi penyesuaian dana transfer daerah, termasuk DAU, DAK Fisik, Dana Otonomi Khusus (Otsus), dan Dana Desa.
Penyesuaian ini merupakan tindak lanjut Instruksi Presiden (Inpres) No. 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja Pemerintah.
Sektor produktif turut mencatat peningkatan. Penyaluran kredit UMKM di Papua Barat mencapai Rp3 triliun (23.031 rekening), dengan porsi terbesar di Kabupaten Manokwari sebesar Rp1,71 triliun.
Sementara di Papua Barat Daya, kredit UMKM mencapai Rp2,49 triliun (23.699 rekening), didominasi Kota Sorong sebesar Rp1,95 triliun.
Untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR), penyaluran di Papua Barat mencapai Rp532,99 miliar (10.555 rekening) dengan serapan terbesar di Manokwari Rp302,09 miliar.
Di Papua Barat Daya, penyaluran KUR mencapai Rp731,02 miliar (10.899 rekening), dengan Kota Sorong sebagai penyerap tertinggi Rp512,52 miliar.
Penyaluran KPR bersubsidi/FLPP juga menunjukkan pertumbuhan.
Papua Barat: Rp159,45 miliar (1.254 rekening), sebagian besar disalurkan di Kabupaten Manokwari.
Papua Barat Daya: Rp717,89 miliar (5.616 rekening), dengan porsi terbesar di Kota Sorong.
Di sektor pasar modal, tingkat inklusi masyarakat terus meningkat. Jumlah Single Investor Identification (SID) di Papua Barat dan Papua Barat Daya tumbuh 23,56 persen (yoy) dengan total 51.529 rekening. (dra)




















