MANOKWARI,KLIKPAPUA.com–Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Papua Barat tengah berupaya meningkatkan layanan kesehatan. Saat ini sedang dilakukan instalasi Magnetic Resonance Imaging (MRI).
MRI untuk pemeriksaan penyakit kanker, kelainan jantung, ginjal dan paru- paru. Kemudian Mammografi untuk pemeriksaan kanker payudara. “Lagi diinstal, mudah- mudahan beberapa hari ke depan akan dilakukan uji fungsi,” kata Direktur RSUD Papua Barat, dr. Arnoldus Tiniap di Manokwari.
Dikatakan, dua alat MRI dan Mammografi dibiayai dari Dana Alokasi khusus (DAK) Kesehatan, yang diberikan kepada Pemerintah Provinsi Papua Barat, khusus rumah sakit. “Terkait dengan status rumah sakit provinsi di dorong sebenarnya untuk menjadi rumah sakit rujukan,” katanya.
Lanjut dr Arnold mengatakan, bahwa alat- alat tersebut belum ada di rumah sakit tipe C, dan rata- rata rumah sakit di kabupaten, termasuk provinsi tipe C. Namun karena kebijakan Menteri Kesehatan sekarang setiap provinsi harus memiliki rumah sakit rujukan. Oleh karena itu, rumah sakit provinsi Papua Barat didorong untuk menjadi rumah sakit rujukan wilayah. “Peran Kementerian Kesehatan adalah mensupport alat kesehatan,” katanya.
Dikatakan, sebelumnya belum pernah ada bantuan DAK dari Kemenkes. Namun mulai tahun 2023, kemudian 2024 dan seterusnya akan ada dukungan dari Kemenkes.
Bantuan dari Kemenkes kepada RSUD Papua Barat berupa DAK tahun 2023 sebesar Rp31 Miliar dan tahun 2024 sebesar Rp18 Miliar. RSUD Papua Barat juga tengah memberikan perhatian kepada tenaga yang ada. Dengan meningkatkan kompetensinya.
Karena saat menjajaki kerjasama ternyata kekurangan tenaga- tenaga yang belum terlatih. Oleh karena itu, mereka dilatih. “Perawat 3 sedang ikut pelatihan di Rumah Sakit Wahidin. Ini sudah bulan empat, beberapa hari ke depan mereka sudah balik, ditambah ada salah 1 dokter umum dilatih sebagai penanggung jawab unit Hemodialisa sudah kembali untuk perawat 3 orang kembali, alat sudah siap diinstal,” tuturnya.
Untuk itu, ada empat alat bertahap, tergantung kebutuhan jumlah pasien. “Kembali yang tadi, jumlah memang belum, namanya dibilang sedikit tidak. Tapi sebenarnya sesuai kebutuhan. Yang penting dengan jumlah yang ada, tingkatkan kompetensinya,” kata dia.
Perawat kamar operasi sedang dilatih di Yogyakarta, perawat ICU di Jakarta. “Ini sudah kembali. Jadi kompetensi- kompetensi itu ditingkatkan, supaya unit- unit dikembangkan bisa berfungsi. Sebab kalau jumlah saja, tanpa kompetensi tidak bisa, contoh kalau buka ICU tidak ada perawat terlatih, tidak bisa dibuka. Kemudian tadi unit hemodialisa,” katanya.
Pentingnya mendatangkan dokter spesialis, sebenarnya kondisi pelayanan tapi paling penting memang rumah tipe C. Saat ini empat spesialis dasar sudah terpenuhi. “Meskipun ada 1 bagian yang jumlah masih 1. Bagian dasar itu penyakit dalam, itu sudah ada 2 spesialis. Kemudian 2 spesialis beda, 2 dokter spesialis anak dan bidang. Tenaga kesehatan diperbanyak, pasien banyak,” katanya.
Selain itu, bedah, penyakit dalam, anak, dan otjin. Untuk meningkatkan memaksimalkan peran rumah ditempatkan 2 tenaga bahkan di beberapa rumah sakit bisa sampai 3 hingga 4 dalam 1 spesialis.
Disamping, unit pelayanan poli mata, THT, jiwa dan saraf. “Sebenarnya dari waktu ke waktu mulai tingkatkan poli poli atau unit layanan. Tapi berbarengan dengan kita memenuhi fasilitas dulu misalnya tahun lalu belum buka THT atau mata. Karena saat itu, memang lagi mempersiapkan peralatannya alkes dan sarana prasarana,” katanya.
“Kemudian dokternya, kita rekrut pemain. Selain itu, ada dokter penunjang artinya mereka bertugas di layanan spesialis lain seperti, unit radiologi, laboratorium, dan anestesi. Total aktif di rumah sakit RSUD Papua Barat ada 12 dokter spesialis. Kalau di lihat masih sedikit, tapi tergantung dari sarana prasarana dan fasilitas memadai sehingga. Jangan merekrut kemudian tidak bekerja optimal,” jelasnya.
dr Arnold berharap, tahun depan dengan bertambah fasilitas serta unit pelayanan lain misalnya, dokter spesialis kulit kelamin, fisioterapi dapat tersedia. “Itukan penting sekali, kita ada rencana tambahkan dokter spesialis. Supaya melengkapi, fisioterapi, biasa berhubungan dengan pelayanan struk, kecelakaan lalu lintas, rehab pemulihan. Fasilitas gedungnya sudah ada tinggal melengkapi alat dan dokternya ,” pungkasnya.(ar)