MANOKWARI,KLIKPAPUA.COM–PT.Subitu, yang bergerak di bidang busana dan HVAC (heating, ventilation dan air conditioning) sangat memberikan perhatian terhadap generasi Papua. Ini terbukti mulai dari manajer hingga karyawan mempekerjakan anak-anak asli Papua.
“Sehingga saya melihat ini ruang untuk menyiapkan anak-anak Papua. Ketika mereka selesai kuliah, maka akan ditempatkan pada posisi leadership. Untuk karyawan Subitu hampir 80 orang asli Papua,” kata Eksternal Affair Manager Subitu, Benni Inanosa saat ditemui, Sabtu (19/9/2020) di Manokwari.
Subitu (Suku Bintuni Bersatu) mulai dijalankan sebagai satu bisnis inkubasi yang didukung penuh oleh program sosial tangguh. Subitu bukan hanya menjalankan bisnis, tetapi sebagai media untuk bisa mempersatukan. “Ini sangat penting, karena hari ini setiap bisnis apa saja bisa membuat kita saling bercerai berai,” tutur Benni.
Subitu hadir di Kabupaten Bintuni sejak tahun 2015 yang bergerak di bidang HVAC dan busana. Kualitas busananya setara dengan C59. Saat ini sudah memiliki cabang di Kabupaten Manokwari dan Sorong. “Untuk busana baju sendiri dikelolah oleh lokal, mulai dari memilih kain, mendesain, menggambar sampai memproduksi, itu sudah dikerjakan sendiri,” ungkap Benni.
Benni berterima terima kasih kepada SKK Migas yang sudah menyediakan ruang sosial untuk komoditi development, dalam prinsip menang-menang. Prinsip mutual benefit terhadap industri dengan melibatkan anak-anak Papua yang ada di Bintuni untuk dilatih hingga bisa dan diberi ruang untuk bisa berkontribusi ke dalam bisnis ini.
Dengan pola perhatian seperti ini, Benni berharap, anak muda Papua memiliki semangat. Dan dengan energi yang cukup, mereka perlu di konsolidasikan, peran penting pemerintah untuk bisa melakukan afirmasi pasar untuk memberikan ruang buat mereka agar bertumbuh.
“Misalnya seperti hari Kamis pemerintah memberikan kebijakan untuk memakai batik, kenapa tidak kasih mereka anak-anak muda yang membuat batik tersebut, dengan cara membuat program UKM yang berafirmasi dengan cara melatih anak-anak muda tersebut, kemudian mereka memproduksi dan pemerintah membuat aturan bahwa hanya boleh beli dari anak-anak muda Papua, sehingga itu merupakan afirmasi yang nyata,” saran Benni.
Lanjut Benni, busana Subitu menawarkan modern hasil buatan lokal yang dikerjakan oleh anak-anak Papua sendiri dengan kualitas busana C59, dan untuk daya beli masyarakat bisa dibilang menengah ke bawa. “Kualitas tetap kami jaga, karena dengan kualitaslah bisa membuat bisnis ini tetap berjalan, meski didalam keadaan pandemi Covid-19 yang saat melanda seluruh Negara,” jelasnya.
Selain kualitas, Benni yakin para pembeli yang berkunjung ke tempat-tempat Subitu pasti membutuhkan handycraft atau apapun yang beraffirmasi dengan buatan lokal. Namun kondisi Covid-19 cukup berdampak terhadap bisnis Subitu. Namanya juga bisnis pasti berdampak, apalagi tergantung pada pasar konsumen yang melibatkan banyak orang. “Tentunya berdegradasi, sehingga dalam posisi ini juga harus diproteksi oleh kebijakan, degradasi tetap terdegradasi, tapi seberapa kuat kita bertahan, sekali lagi saya melihat dari sisi bisnis adalah anda tidak akan bertahan sekuat apapun kalau kondisi seperti ini,” ujar Benni.
Oleh sebab itu, dibutuhakn affirmasi dari pemerintah daerah dalam hal kerjasama dalam penyediaan baju kantor. Sehingga bisa memberdayakan masyarakat lokal. “Selain dibidang busana kita juga memperkerjakan anak-anak Papua dibidang engineering HVAC dengan dilakukan pengembangan bisnis melalui pelatihan, pendampingan dan kemitraan, sehinggga saat ini sudah menjadi unit usaha tersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi di bidang pendingin AC, seperti di Sorong anak-anak muda Papua ini sudah mempunyai pasar tetap untuk AC. Sudah lebih dari 2 ribu unit AC yang di kerjakan termasuk di Manokwari,” pungkasnya.(aa)