MANOKWARI,KLIKPAPUA.com–Papua Muda Inspirasi (PMI) di Papua Barat meminta Pemerintah Papua Barat memberikan dukungan serius terhadap kelompok pelaku usaha dari pemuda Papua.
“Terutama modal usaha, fasilitas serta alat mengembangkan produk mereka. Tanpa modal usaha dan fasilitas memadai, UMKM tidak akan berjalan optimal,” kata salah satu Papua Muda Inspirasi, Robert Manggaprouw kepada klikpapua di kantor Gubernur,Rabu.
Dengan dukungan pemerintah daerah UMKM di Papua Barat bakal maju berkembang. Sehingga mampu bersaing dengan UMKM lain di Indonesia.
“Kita ketahui Papua memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah. Banyak potensi bisa olah untuk dijadikan produk bermutu dan berkualitas,” katanya.
“Tapi tentu ada dukungan modal usaha dan peralatan memadai. Hal ini menjadi kendala di hadapi para UMKM di Papua,” tambahnya.
Menurutnya, Manokwari sebagak ibukota Provinsi Papua Barat memiliki jumlah konsumen yang cukup tinggi. Apalagi orang yang datang dari luar pasti akan mencari produk kuliner di daerah ini.
“Maka itu, kegiatan Fordasi menampilkan berbagai produk olahan makanan bisa di pasarkan, ini sebagai salah satu upaya menghidupkan UMKM di wilayah ini,”ujarnya
Ia berharap, kegiatan Fordasi berdampak pada kepentingan masyarakat di Papua Barat, terutama di bidang ekonomi, dan UMKM.
“Tentu bisa bermanfaat bagi masyarakat terlebih khusus kelompok muda di Papua Barat. Lewat Fordasi rekomendasi dihasilkan untuk mendukung UMKM di provinsi ini,” tuturnya.
PMI dalam kiprahnya memberikan pelatihan kepada anak-anak muda Papua. Bagaimana cara bertani, berternak, dan menanam dan lainnya.
“Situ kita latih mereka,memberikan pengetahuan dan ilmu kita miliki anak-anak Papua,agar bersaing mengelola produk unggulan dan dipasarkan ke masyarakat,”kata dia.
“Pameran ini menampilkan produk yang merupakan hasil karya dari Papua Muda Inspirasi. Harga produk yang di tawarkan itu relatif sangat terjangkau,” katanya.
Produk yang dipamerkan seperti tusuk konde dengan harga Rp50 ribu, pot bunga Rp150 ribu, sendok bale papeda besar dan sedang Rp. 50 ribu kain ecoprint Rp450 ribu, sistik mangrove Rp25 ribu, kopi mangrove Rp30 ribu.
“Jadi produk dihasilkan berasal dari kelompok ekowisata Teluk Wondama dari beberapa kampung, yakni Distrik Teluk Duari, kabupaten Wondama,” pungkasnya. (ar)