MANOKWARI,KLIKPAPUA.com–Anggota Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB) Pokja Perempuan melakukan penjaringan aspirasi ke dua tempat, yakni di Gereja Ahmeta dan Pulau Mansinam.
Anggota MRPB Pokja Perempuan, Esterlina Rumfabe, mengatakan, penjaringan aspirasi dilakukan di wilayah adat Doreri, yakni di Kwawi dan Pulau Mansinam.
Saat penjaringan ada beberapa poin yang didapatkan dari aspirasi warga. Penjaringan yang dilakukan dengan menggunakan metode menerima pendapat melalui pengisian kuesioner, dari sampel yang diterima sekitar 60 orang telah dianalisa.
“Dari situ ditemukan beberapa pendapat aspirasi dari perempuan Doreri,” ungkap Esterlina saat ditemui di kantor MRPB Papua Barat, Rabu (13/12/2023).
Aspirasi pertama yang ditemukan yakni masalah ekonomi, dimana perempuan Doreri menginginkan agar ada pendampingan dalam melaksanakan ketrampilan untuk menunjang ekonomi keluarga.
Mereka berharap dapat dibangunkan sanggar atau rumah keterampilan bagi perempuan Doreri. Agar di dalam rumah itu mereka bisa berlatih, mendapatkan pendidikan informal, dan segala hasil yang didapat disimpan di rumah itu, sehingga menjadi income.
Yang kedua, mereka juga membutuhkan modal dalam peningkatan usaha kecil, yang terdiri dari berbagai usaha dari perempuan Doreri.
Sementara poin ketiga dari aspek pendidikan, mereka berharap diberikan kesempatan menerima hak pendidikan untuk anak-anak mereka. Terutama beasiswa yang sudah diprogramkan pemerintah.
“Mereka minta supaya MRPB mendampingi dana itu, agar dalam pemberian dapat sesuai dan tepat sasaran. Kalau tidak ada pendampingan yang ketat, kadang kala ada yang menerima, dan ada juga yang tidak, sehingga mereka minta pendampingan,” ucapnya.
Lanjut Esterlina, perempuan Doreri juga meminta agar diberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak-anak untuk mendapatkan pendidikan di luar daerah.
Juga harus ada pendampingan yang serius, karena kadangkala dana Otsus ini diberikan kepada mereka, tetapi menjadi hambatan dalam proses pengiriman, dan akhirnya anak-anak mereka mengalami kendala dalam pendidikan.
Dengan adanya pengetahuan yang sudah peroleh, mereka akan ada di dalam berbagai aspek-aspek kerja, untuk dapat mengambil bagian dan berpartisipasi dalam pembangunan.
“Salah satu yang mereka harapkan adalah hak mereka di DPRK. Mereka telah siap, dalam waktu dekat akan ada musyawarah perempuan Doreri, dan mereka akan duduk di dalam hak mereka di dalam DPRK, itu adalah hak politik,” tegasnya.
Aspirasi yang diterima akan dibahas di lembaga MRPB. Dan apapun yang menjadi kendala tetap akan dikoordinasikan dengan perempuan Doreri.
“Saya sangat bersyukur ketika mereka memilih kami dari perempuan Doreri, untuk bekerja untuk mereka. Mereka telah memberikan aspirasi untuk kami, saya sangat berharap akan lebih aktif dan kreatif dalam membangun diri, membangun kebersamaan, membangun organisasi di kalangan perempuan, supaya mereka siap menerima berbagai kebijakan pemerintah yang dialokasikan kepada mereka, agar mereka bisa bekerja dengan serius,” harapnya. (aa)