MANOKWARI,KLIKPAPUA.COM– Ranah politik jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Manokwari Desember 2020, mendadak heboh. Pasalnya, pasangan Hermus Indouw-Edi Budoyo dengan tagline ‘HEBO’ berhasil didukung oleh “Koalisi Gemuk”, dengan dukungan 8 parpol, dengan total kursi di DPRD Manokwari 19.
Dukungan penuh ini diberikan kepada pasangan ‘HEBO’ untuk maju pada Pilkada Kabupaten Manokwari. Hermus Indouw saat jumpa pers di salah satu café di Manokwari, Jumat (28/8/2020) mengatakan, pengurusan rekomendasi pasangan ‘HEBO’ telah final dan telah mengantongi 8 partai, ditambah 3 partai non sheat. “Dengan jumlah kursi 19, kami juga sedang menunggu Gerindra yang menjadi rebutan pasangan HEBO dan SMART,” ujarnya.
Delapan partai itu, antara lain, PDI-P dengan 4 kursi, Nasdem 4 kursi, PKS 3 kursi, Perindo 3 kursi, Hanura 2 kursi, PKPI 1 kursi, Demokrat 1 kursi, PKB 1 kursi dan 3 partai non sheat.
Menurut Hermus, ada 4 faktor untuk mendapatkan rekomendasi dari 8 partai politik tersebut, pertama pengusulan secara berjenjang oleh masing-masing parpol mulai dari DPC hingga DPD atau tingkat Provinsi dan seterusnya dilanjutkan ke pusat. “DPP tidak bisa bekerja di luar daripada struktur, tidak bisa mendengar masukkan dari luar. Karena struktur DPP bekerja untuk mendapatkan informasi yang akurat serta informasi yang baik, pertama bersumber dari DPC hingga DPD, sehingga kita bisa memperoleh 8 parpol, termasuk juga yang non sheat, karena kami diusulkan secara berjenjang dari partai politik,” jelas Hermus.
Lanjut Hermus mengatakan, faktor kedua, pihaknya secara intens membangun strategi komunikasi, pertama dari pasangan, didampingi oleh partai politik yang mengusung maupun mendukung. “Komunikasi dilakukan terus menerus bukan hanya sekali, tetapi juga tergantung siapa di DPP untuk kami harus terus membangun komunikasi, ” ungkap Hermus.
Hermus melanjutkan untuk faktor ketiga tentunya hasil survei. Menurutnya, meskipun ada dukungan secara berjenjang dari bawah, komunikasi dibangun, tetapi hasil survei tidak mendukung, maka juga akan mempengaruhi keputusan DPP di dalam memutuskan parpol.
Dan faktor keempat adalah sebagian partai politik hari ini ini sudah menyatakan diri sebagai partai non mahar. “Artinya semua partai yang kami dapat bukan karena faktor bayar membayar. Jadi kalau ada bahasa-bahasa yang lalu bahwa ada kandidat tertentu yang menggunakan dana APBD untuk membayar parpol, ya periksa saja APBD, kalau memang ada kerugian keuangan Negara di sana itu indikatornya. Kalau memang ada kerugian Negara itu baru dilaporkan, tapi kalau tidak ada kerugian Negara, itu namanya fitnah,” ucapnya.
Hermus menambahkan, apabila tidak mendapatkan dukungan parpol, jangan juga memfitnah orang.“Kalau manusia itu gagal, itu kecenderungan dia menyalahkan orang lain jauh lebih besar, tetapi mari kita menjadi manusia yang jujur terhadap diri kita sendiri. Bahasanya kalau kita gagal lebih baik kita mengintropeksi diri kita, itu jauh lebih baik, sehingga kita menemukan apa sih kekurangan dan kelemahan kita, tanpa harus kemudian menyalahkan orang lain,” tuturnya.
Ditegaskan, jika pada Pilkada 9 Desember nanti ‘HEBO’ menang, maka akan dikatakan bahwa mereka bersama tim, kerja baik dan benar. Tetapi jika kalah, mereka tidak akan mempersalahkan lawan. “Ngapain persoalkan lawan, memang lawan kerja dengan cara strategi politik yang jitu ketimbang kita, karena itu kalau kita gagal jauh lebih baik kita mengintropeksi diri kita. Itu akan menjadi tindakan bijaksana daripada kemudian kita cenderung menyalahkan lawan,” tuturnya. “Yang namanya politik semua orang berusaha dengan cara dan strategi yang terbaik, siapa yang menang ya itu karena dia memang bekerja dengan benar dan baik dengan menggalang basis dan menjalin komunikasi dengan baik,” tambahnya.(aa)