KAIMANA,KLIKPAPUA.com- Masyarakat Kaimana yang mendiami wilayah Distrik Teluk Arguni dan Distrik Arguni Bawah meminta Pemerintah Provinsi Papua Barat agar merealisasikan usulan mereka yang sudah seringkali diusulkan dalam Musrenbang tingkat distrik maupun Musrenbang tingkat Kabupaten Kaimana.
Usulan pendirian SMA di wilayah Teluk Arguni menurut warga, sudah diusulkan berkali-kali sejak tahun 2005 pada Musrenbang tingkat distrik, namun hingga saat ini belum juga terealisasi. Menurut warga, kehadiran SMA di wilayah Arguni sangat dibutuhkan, mengingat wilayah ini memiliki 3 SMP dengan 39 kampung didalamnya, terdiri dari 24 kampung di Distrik Teluk Arguni dan 15 kampung di Distrik Arguni Bawah.
Masyarakat dua wilayah ini mengaku kecewa karena usulan mereka belum juga terjawab hingga saat ini. Padahal, mereka telah menghibahkan lahan untuk pembangunan gedung sekolah dan sudah ada pejabat dari Kabupaten Kaimana dan Provinsi Papua Barat yang meninjau bakal lokasi pembangunan gedung.
“Beberapa kali kami sampaikan kepada pemerintah daerah untuk bangun satu SMA di Arguni supaya membantu pendidikan lanjutan dari anak-anak kami. Bahkan beberapa kali Musrenbang distrik sudah kami usulkan tapi sampai saat ini tidak pernah terealisasi. Padala Wakil Bupati Kaimana dan Wakil Gubernur Papua Barat pernah meninjau lokasi yang telah kami hibahkan,tapi sampai hari ini tidak ada tindaklanjut,” ujar Adnan Agasar mewakili masyarakat Argunisaat di Kampung Bofuwer, Teluk Arguni belum lama ini.
Dijelaskan, lahan yang dihibahkan oleh masyarakat untuk pembangunan SMA seluas 5 hektar dan keberadaan lahansudah disampaikan dan disepakati dalam Musrenbang Distrik yang dilanjutkan ke Musrenbang tingkat kabupaten. Namun fakta yang terjadi, pemerintah justru membangun SMA di Kampung Sisir II yang letak sangat dekat dengan kota.
“Kami sangat kecewa karena hasil Musdis untuk bangun SMA tak pernah terjawab. Pemerintah malah bangun SMA di Sisir II padahal jarak kampung Sisir dengan kota sangat dekat. Ini sama saja dengan kami yang pamiri tapi orang lain yang tanam,” ungkap warga yang akibat kecewa enggan membicarakan hal ini lagi di Musrenbang.
Terpisah, Kepala Distrik Teluk Arguni Septer Samaduda mengakui, kehadiran SMA di wilayah Arguni memang sangat dibutuhkan karena wilayahnya cukup luas dan penduduknya cukup banyak yang tersebar di 24 kampung dalam wilayah Distrik Teluk Arguni dan 15 kampung di wilayah Distrik Arguni Bawah, ditambah 3 SMP.
Aspirasi dari masyarakat lanjut Septer, sudah disampaikan berkali-kali dalam Musrenbang masa pemerintahan distrik sebelumnya, namun sampai saat ini belum pernah ditanggapi, baik oleh Pemerintah Kabupaten Kaimana maupun Pemerintah Provinsi. “Memang menurut mereka setiap kali Musrenbang tingkat distrik selalu diusulkan tapi tidak pernah ada tindaklanjut. Makanya pada Musrenbang beberapa tahun terakhir, masyarakat tidak lagi bahas soal pembangunan SMA karena mereka kecewa,” tutup Septer yang baru dua tahun menjabat kepala distrik. (iw)