FAKFAK,KLIKPAPUA.com— Moderasi beragama perlu contoh nyata sebagai acuan bagi masyarakat. Oleh karena itu, Kantor Staf Presiden (KSP) tengah mendorong Kabupaten Fakfak, Papua Barat sebagai percontohan penerapan moderasi beragama.
“Fakfak punya motto ‘satu tungku tiga batu’ yang melambangkan perbedaan agama yang melebur jadi satu. Di Fakfak, tiga agama hidup saling berdampingan dan rukun,” kata Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV KSP Ali Mochtar Ngabalin di Fakfak, Jumat (26/11/2021).
Tiga agama yang dimaksud antara lain Islam, Kristen Protestan, dan Katolik. Ngabalin menjelaskan, makna ‘satu tungku tiga batu’ melambangkan tiga agama yang sama kuat dan menjadi kesatuan yang seimbang untuk menopang kehidupan dalam keluarga.
Tidak hanya itu saja, motto tersebut juga dimaknai dengan saling menghormati dan menghargai atas perbedaan suku, agama, dan status sosial, karena terlahir dari satu rahim. “Nilai kearifan lokal ini masih terwariskan dan terawat dengan baik dari satu generasi ke generasi berikutnya,” kata Ngabalin menambahkan.
Karena keberhasilan inilah, Ngabalin bilang, Fakfak layak untuk jadi percontohan bagaimana membangun kerukunan ditengah keragaman etnis dan agama. Apalagi, moderasi beragama tidak cukup diajarkan dalam teori, tapi perlu juga contoh-contoh nyata.
“Fakfak bisa menjadi bukti bahwa ketika nilai kearifan terus dijaga, maka mampu menangkal segala potensi perpecahan,” imbuh Ngabalin.
Ngabalin menambahkan, Fakfak dengan ragam agama, suku, status sosial, merupakan potret kecil Indonesia. Menurut Ngabalin, tolerasi tinggi yang ada di Fakfak harus bisa diterapkan di seluruh wilayah Indonesia, karena pada dasarnya kita semua adalah satu keluarga besar Indonesia.
“Perbedaan latar belakang agama, suku, dan status sosial bukan alasan terjadinya perpecahan,” ungkap Ngabalin.
Dia pun menegaskan, KSP akan mendiskusikan rencana Fakfak sebagai percontohan moderasi beragama dengan Kementerian Agama sebagai leading sektor moderasi beragama untuk membuat daerah pilot projects.(rls/bm)