SUMEDANG,KLIKPAPUA.com– Pemerintah menekankan pentingnya mengoptimalkan peluang pertumbuhan ekonomi nasional melalui ekonomi kreatif (ekraf). Sektor tersebut diketahui telah banyak dimanfaatkan oleh sejumlah negara di dunia, seperti Inggris, Jepang, Cina, hingga Korea Selatan. Selain menjadi tumpuan baru di bidang ekonomi, kebudayaan di negara-negara tersebut juga berkembang pesat.
“Jadi kalau Bapak-Ibu, anak-anak di keluarganya sering menikmati hasil ekonomi kreatif dari Korea Selatan itu juga dikarenakan memang kebudayaannya itu berkembang cukup pesat,” ujar Menteri Ekraf/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Teuku Riefky Harsya saat menjadi pembicara pada Retret Kepala Daerah Gelombang II di Balairung Rudini, Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (24/6/2025).
Ia menjelaskan, dalam konteks ekraf, kebudayaan dan teknologi menjadi unsur penting yang perlu dimaksimalkan. Untuk itulah, kata dia, pemerintah memuat nilai tersebut dalam Asta Cita Presiden. Di dalam salah satu poin Asta Cita, ekraf ditempatkan dalam kebijakan yang seirama dengan pengembangan infrastruktur.
Di sisi lain, ia menyebut Indonesia memiliki potensi ekraf yang melimpah dan tersebar di daerah. Karenanya, ia mendorong agar kepala daerah dan wakil kepala daerah dapat mendukung tercapainya Asta Cita Presiden, khususnya melalui sektor ekraf.
“Nah, di sinilah menjadi tanggung jawab kita bersama. Bagaimana kreativitas anak bangsa yang banyak tersebar di daerah ini juga bisa kita jaga, bisa kita komersialisasi, kapitalisasi secara besar. Sehingga ini juga menjadi tambahan membantu kepala daerah untuk membuka lapangan pekerjaan dan juga untuk memberikan pendapatan daerah,” ungkapnya.
Sementara itu, keberadaan desa juga perlu menjadi atensi serius oleh kepala daerah. Di beberapa negara seperti Jepang dan Korea Selatan, jumlah penduduk di desa cenderung mengalami penurunan. Hal tersebut memunculkan persoalan baru di tingkat nasional.
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto mengungkapkan, pihaknya kini tengah merancang program yang diharapkan mampu mengoptimalkan peran desa. Program tersebut meliputi desa wisata, desa bebas sampah, hingga pengembangan desa ekspor.
“Jadi ini potensi sangat bagus, Bapak-Ibu. Jadi kita bisa siap bersama-sama para kepala daerah untuk membuat desa-desa ekspor di kabupaten atau provinsi Bapak-Ibu,” ujar Mendes PDT Yandri.
Mendes Yandri menyebut, potensi desa dapat dimanfaatkan untuk membuka peluang ekonomi baru. Dengan demikian, desa dapat memperoleh pemasukan ekonomi yang mampu mendukung pemerintahan desa.
“Jadi kuncinya di desa, Pak. Sekarang, Pak Prabowo, Presiden kita menggaungkan swasembada pangan, sudah tercapai swasembada pangan. Jangan sampai potensi tadi, seperti desa ekspor, desa wisata, terbengkalai tidak kita angkat ke permukaan. Ini peran Bapak-Ibu semua,” jelasnya.
Di sisi lain, kepala daerah juga dipacu untuk memperhatikan pembangunan infrastruktur. Pasalnya, sektor ini bukan hanya menjadi tugas pemerintah pusat, melainkan juga pemerintah daerah. Konektivitas infrastruktur diyakini akan mampu mendorong optimalnya pertumbuhan ekonomi.
“Infrastruktur ini kenapa penting? Karena ini adalah untuk mengisi ruang-ruang yang ada di kota dan kabupaten,” ujar Wakil Menteri Pekerjaan Umum (Wamen PU) Diana Kusumastuti.
Dalam konteks ini, percepatan pembangunan infrastruktur perlu segera diimplementasikan karena memiliki dampak terhadap peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Apalagi pemerintah juga terus menggaungkan peningkatan daya saing nasional.
“Semua pembangunan infrastruktur ini tidak lepas dari bagaimana peningkatan income per kapita. Karena ini adalah kaitannya dengan lapangan pekerjaan. Kalau tidak ada infrastruktur, pekerjaan juga mungkin bisa menurun,” tandasnya.(rls/red)