PEGAF,KLIKPAPUA.COM– Bupati Kabupaten Pegunungan Arfak, Yosias Saroy, mengharapkan kontraktor (pengusaha) orang asli Papua (OAP) dapat memberikan manfaat yang nyata kepada pembangun daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Demikian disampaikan oleh Yosias Saroy saat melantik badan pengurus daerah Kamar Adat Pengusaha Papua (KAPP) Kabupaten Pegaf, di aula kantor bupati, Distrik Anggi, Kamis (27/2/2020).
Yosias mengatakan, pemerintah daerah berkomitmen untuk memberdayakan pengusaha OAP. Hal tersebut seperti kesepakatan bersama dengan seluruh kepala daerah di Papua barat. Untuk itu, ia meminta para pengusaha OAP menyiapkan diri dalam menghadapi persaingan, baik itu persaingan dengan sesama pengusaha OAP maupun persaingan dengan pengusaha non OAP.
“Semua kepala daerah telah menyepakatinya MoU untuk memberdayakan pengusaha OAP di Sorsel lalu. Kabupaten akan memberikan paket pekerjaan kepada 60 persen pengusaha OAP, sementara di provinsi akan memberikan pekerjaan kepada pengusaha OAP 40 persen,” katanya.
Menurut Yosias, ada beberapa masalah yang sering dihadapi oleh pengusaha atau kontaktor OAP di lapangan. Secara khusus di Kabupaten Pegaf, Yosias mengatakan, kontaktor OAP dibenturkan dengan penguasaan hak ulayat oleh masyarakat. Masing-masing pemilik hak ulayat meminta mengerjakan paket di wilayah adatnya.
“Masing-masing masyarakat mengklaim dia punya hak ulayat. Program (paket pekerjaan) yang masuk di dia punya tanah adat harus dikerjakannya dan tidak diberikan kepada pengusaha lain. Inilah kondisi yang terjadi dan dihadapi oleh pemerintah dan pengusaha OAP di Pegaf,” ungkap Yosias.
Selain itu, adanya kedekatan emosional dengan oknum pejabat sering kali menguntungkan beberapa kontraktor OAP dan merugikan pengusaha-pengusaha lainnya yang tidak mempunyai “koneksi”. “Ada yang dapat, dapat terus. Ada juga yang tidak dapat, tidak dapat terus. Inilah masalah yang sering terjadi, karena ada orang dekat, baik itu di provinsi maupun di kabupaten,” tandasnya.(rsl/bm)