PEGAF,KLIKPAPUA.COM– Rumah merupakan sekolah pertama dan orang tua merupakan guru utama bagi anak. Untuk itu Bupati Kabupaten Pegunungan Arfak, Yosias Saroy, mengharapkan rumah menjadi “sekolah” bagi anak-anak.
Demikian dikatakan oleh Bupati Pegaf, di dalam sambutannya saat membuka kegiatan sosialisasi “pendidikan dalam keluarga dan legalitas perkawinan dalam percepatan akta nikah dan akta kelahiran anak” oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (DP3A) provinsi Papua barat, di gedung GSO GPKAI, Distrik Anggi, Rabu (26/2/2020).
Tanggungjawab pendidikan bukan semata-mata menjadi tanggung jawab sekolah, namun pendidikan terbaik tetap saja terletak dirumah. Orang tua adalah guru utama bagi anak-anak yang memiliki tugas untuk membentuk karakter dan kepribadian anak.
“Waktu yang dihabiskan oleh anak-anak dirumah lebih banyak ketika dibandingkan dengan waktu yang dihabiskan di sekolah. Rumah harus menjadi “sekolah” dan orang tua menjadi “guru” bagi anak-anak,” kata Bupati Yosias.
Yosias mengatakan, pendidikan bagi generasi bangsa (anak-anak Arfak) menjadi tanggung jawab bersama. Keluarga, tenaga pendidik (guru), dan pemerintah mempunyai peran penting masing-masing dalam pendidikan. Namun tetap saja pendidikan utama dari keluarga atau dari dalam rumah.
Banyak orang tua yang menyerahkan tanggung jawab pendidikan anak hanya kepada guru dan pemerintah. Padahal, dimana pun seorang anak belajar, tetap guru utama dalam hidupnya adalah kedua orang tuanya.
“Orang tua bertanggung jawab untuk masa depan anak-anak. Karena kita di pegaf ini banyak guru-guru yang malas, dan putra daerah (anak-anak) banyak terputar di Manokwari, nanti kalau mau ujian baru naik untuk melaksanakan ujian. Orang tua harus menjadi “guru” dan teladan bagi anak-anak di rumah,” pungkasnya. (rsl/bm)