MANOKWARI,KLIKPAPUA.COM– Satu Orang Dalam Pemantauan (ODP) asal Kota Sorong meninggal dunia, sehingga yang meninggal ada 11 orang. Sembilan di antaranya berasal dari PDP, 1 ODP dan 1 yang terkonfirmasi Positif Covid.
Juru Bicara Covid-19 Papua Barat, dr. Arnoldus Tiniap menyampaikan, terkait pasien ODP yang meninggal di Kota Sorong hingga saat ini belum diketahui posisinya, apakah di rumah atau di rumah sakit. “Mudah-mudahan besok kami akan mendapatkan informasinya,” kata dr.Arnold ketika ditanya keberadaan pasien.
Sesuai data yang ada, yang bersangkutan sudah masuk dalam ODP, sehingga bisa dipastikan sudah dilakukan pemantauan sekian lama.“Kemudian yang bersangkutan meninggal, atau yang bersangkutan habis dari zona merah, makanya yang bersangkutan dimasukkan dalam kontak ODP. Untuk lebih jelasnya kita tunggu informasi besok,” ungkapnya.
Dr. Arnold menambahkan, bagi mereka yang masuk kategori OTG, dianjurkan untuk diambil swab, karena OTG ini mereka yang kontak dekat dengan pasien terkonfirmasi Positif. “Tidak sebatas berasal dari zona merah, tapi mereka sempat kontak dengan pasien terkonfirmasi positif, sehingga resiko terpapar begitu besar,” ucapnya.
Sedangkan untuk update data hari ini, OTG saat mendapat penambahan sebanyak 54 orang, berasal dari Kabupaten Manokwari 53 orang dan Kabupaten Raja Ampat 1 orang, sehingga jumlah OTG menjadi 885 orang. Masih dalam pemantauan 587 orang, selesai pemantauan 298 orang.
ODP untuk hari ini mendapat penambahan 7 orang berasal dari Kabupaten Raja Ampat dengan jumlah keseluruhan 927 orang, yang masih dalam pemantauan 134 orang, selesai pemantauan 793 orang.
Pasien PDP sendiri hari ini tidak ada penambahan, jumlahnya tetap 63 orang, dengan rincian 134 dalam pengawasan dan 48 selesai pengawasan. “Saya mau mengimbau kepada masyarakat untuk selalu menggunakan masker, dari pengamatan, tampak bahwa masih banyak masyarakat yang tidak pakai masker, masyarakat harus sadar bahwa dengan tidak melakukan upaya-upaya pencegahan kita sangat beresiko untuk terpapar Corona. Sehingga kalau kita tidak melakukan upaya-upaya pencegahan jangan salahkan orang lain kalau nantinya kita sakit,” imbau dr. Arnold.(aa/bm)