Hasil RT-PCR Ny. SHS di Bintuni Negatif

0
BINTUNI,KLIKPAPUA.COM— Sampel dahak, swab tenggorokan, dan serum pasien asal Bintuni, Ny.SHS (73 tahun) hasilnya negatif.  Ini sesuai hasil pemeriksaan laboratorium Covid-19 pada Laboratorium Biologi Molekuler BBLK Makassar, menggunakan metode real- time PCR yang dilakukan pada 30 April 2020. Hal ini diungkapkan Direktur RSUD Teluk Bintuni, dr. Eka W.Suradji Phd dalam keterangan tertulisnya yang diterima klikpapua.com,Minggu (3/5/2020) pagi.
Terkait hasil PCR SARSCoV 2 atau Covid-19 dijelaskan dr.Eka, sesuai pedoman penanganan cepat medis dan kesehatan masyarakat untuk Covid-19 dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada Maret 2020 rapid test direkomendasikan sebagai skrining atau penjaringan pada pasien yang terduga Covid-19 yang terdiri dari Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Saat itu, pasien Ny.SHS memiliki gejala klinis ketika masuk UGD di RSUD Bintuni pada 20 April 2020, yakni mengalami sesak napas,frekwensi napas diatas 30x/menit dan batuk sejak 1 minggu yang lalu disertai penyakit penyerta (komorbid) yaitu Diabetes Mellitus dan Hipertensi serta nyeri lutut.
Foto toraks PA (21 April 2020) menunjukan gambaran infeksi paru (pneumonia) dan mengenai paru kiri dan kanan dan terdapat pembesaran jantung. Hasil labor 20 April 2020 menunjukan hitung jenis limfosit 11,8%. Kesan limfositoepenia (jumlah limfosit yang kurang dari normal).
Berdasarkan keluhan, pemeriksaan fisik, hasil labor dan gambaran foto toraks PA pada 21 April 2020 maka DPJP Dr. NP, Sp.PD menduga bahwa Ny. SHS telah terinfeksi atau terpapar oleh infeksi COVID-19, sehingga Dr.NP, Sp.PD mendiskusikan dengan pihak keluarga untuk melakukan skrining terhadap dugaan infeksi Covid-19 dengan menggunakan rapid test dan pihak keluarga menyetujui untuk melakukan rapid test terhadap Ny.SHS.
Pemeriksaan rapid test dilakukan oleh Dr. DN, Sp.PK di laboratorium RSUD Bintuni tanggal 21 April 2020. Hasil Rapid Test : Ig G SARS Cov-2 Reaktif, Ig M SARS CoV-2 Reaktif. Hasil rapid test disampaikan oleh Dr. NP, Sp.PD dan Dr. EW, PhD kepada pihak keluarga dan rencana tindak lanjut untuk memastikan infeksi Covid-19 dengan melakukan pengambilan sampel dari swab tenggorokan, dahak dan serum dan selanjutnya dikirim ke BBLK Makassar untuk pemeriksaan RT-PCR. Dan hasil pemeriksaan RT-PCR, Ny.SHS adalah Negatif.
Pemeriksaan sampel dengan menggunakan metode real-time PCR untuk diagnostik COVID – 19 merupakan pemeriksaan baku emas atau gold standard saat ini yang diakui oleh Kemenkes dan WHO dan dikerjakan di laboratorium biologi molekuler yang telah ditetapkan oleh Kemenkes dengan kriteria tertentu. Tingkat kepositifan hasil PCR sangat ditentukan oleh jenis sampel yang dikirim untuk pemeriksaan real-time PCR.
Sampel Ny.SHS yang diperiksa untuk real- time PCR di BBLK Makassar adalah dahak dan swab hidung dan swab tenggorokan. Tingkat kepositifan untuk dahak sebesar 72%, swab hidung 63% dan swab tenggorokan 32%.
Berdasarkan data penelitian yang ada saat ini maka masih terdapat kemungkinan pemeriksaan sampel dari dahak, swab hidung dan swab tenggorokan untuk real-time PCR untuk COVID-19 akan mendapatkan hasil yang Negatif.
Beberapa kemungkinan yang bisa menyebabkan hasil PCR Covid- 19 pasien Ny.SHS adalah Negatif tapi hasil Rapid Test Positif, karena Ny.SHS tidak terpapar oleh Covid-19 dan rapid test mungkin mendeteksi infeksi virus Corona jenis lain yang bisa menyerupai infeksi Covid-19.
Ny.SHS terpapar oleh Covid-19 tetapi pada sampel yang dikirim tidak terdeksi virus Covid-19 ketika dilakukan pemeriksaandi BBLK Makassar. Ny.SHS tidak terpapar oleh Covid-19 tetapi rapid test mendeteksi infeksi penyakit lain yang menyerupai respon imun Covid-19.
Hasil pemeriksaan terhadap Ny.SHS seharusnya menjadi perhatian karena prosedur diagnostik Covid-19 masih memiliki keterbatasan dan memerlukan interpretasi dan pemahaman yang berhati-hati terhadap hasil pemeriksaan. Perlu mencegah terjadi stigmatisasi terhadap pasien yang memiliki hasil rapid test yang positif.
“RSUD Bintuni menyampaikan penjelasan ini untuk memberikan informasi yang lebih jelas sekaligus menyampaikan permohonan maaf bila ada pihak-pihak yang merasa telah tercederai oleh perjalanan pemeriksaan, perawatan dan kedukaan Ny.SHS,” demikian penjelasan dr.Eka.(rls/red)




Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.