Tak Kunjung Bayar Hutang, Perusda Bintuni Akan Somasi CSTS

0
Direktur Utama Perusda BMM, Max Samaduda,
BINTUNI,KLIKPAPUA.com–Sub Kontraktor BP Berau Ltd, yang mengerjakan proyek Train 3 LNG Tangguh, yakni Chiyoda, Saipem, Tripatra dan Suluh Ardhi Engineering (CSTS) menunggak belum bayar hutang ke Perusahaan Daerah (Perusda) Bintuni Maju Mandiri (BMM). Hutang yang belum dibayar sekitar Rp. 1,4 miliar. Anggaran tersebut merupakan pembayaran kontrak kerjasama suplai tenang kerja antara Perusda BMM dan CSTS tahun 2019.
Saat jumpa pers, di Kantor Perusda BMM, Kota Bintuni, Jumat (30/4/2021), Direktur Utama Perusda BMM, Max Samaduda, menegaskan apabila CSTS tidak segera menyelesaikan hutang pihaknya akan menempuh jalur hukum (somasi). Bahkan ia mengancam akan melumpuhkan aktifitas di proyek LNG Tangguh dengan memalang akses keluar masuk yakni Bandara Babo.
Selain masalah hutang, terkait kontrak kerja sama yang selama ini disepakati, tidak dilaksanakan baik  oleh CSTS juga menjadi alasan Perusda akan melakukan tindakan tersebut.
Kata Max, dalam perjanjian kontrak kerjasama tersebut nilai kontrak cukup tinggi mencapai puluhan miliar, namun realisasinya, CSTS tidak banyak mengajukan permintaan tenaga kerja ke Perusda. Sehingga dengan nilai anggaran kontrak cukup besar setiap tahunnya tidak dapat terserap seluruhnya.
“Setiap tahun kita dapat kuota suplai tenaga kerja, awal – awal berjalan baik, dengan kontrak sekitar Rp. 45 miliar, ada sekitar 115 tenaga kerja yang kami suplai, dengan adanya Coli-19, tenaga kerja kami dimudahkan dan hanya tersisa 5 orang. Kemudian tahun 2020 ada perpanjangan kontrak senilai Rp. 65 miliar, tapi kami tidak bisa rekrut karena ada pengurangan tenaga kerja, Januari 2021 ada perpanjangan kontrak lagi naik menjadi Rp. 81 miliar lebih,” katanya.
Tapi menurut dia kontrak tersebut seperti halnya cek kosong, karena dengan nilai besar tapi nyatanya perusda tidak diberikan kuota tenaga kerja sesuai anggaran kontrak kerja sama tersebut.  “Kontrak itu omong kosong, penipuan, bagi kami, tapi kami dapat informasi mereka (CSTS) masih melakukan perekrutan tenaga kerja dari luar Bintuni,” ujarnya.
Max menegaskan bahwa dengan nilai kontrak yang cukup besar itu, seharusnya kuota tenaga kerja harus sesuai nilai kontak tersebut, tapi kenyataannya tidak. Dengan nilai kontrak tahun 2021 yang mencapai Rp. 81 miliar, ia berharap suplai tenaga kerja oleh Perusda bisa mencapai 700 orang ke proyek LNG Tangguh Train 3. “Untuk hutang mereka (CSTS) janji akan menyelesaikan Senin, kita akan tunggu sampai Senin, tapi yang kita harapkan itu CSTS dan BP Tangguh jangan menganggap persoalan seperti ini dianggap sepele,”  katanya lagi.
Max, yang juga mantan Manajer di CSTS, ini mengingatkan BP Tangguh dan CSTS untuk dapat menanggapi dengan melakukan pertemuan negoisasi penyelesaian masalah ini. (at)


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.