BINTUNI,KLIKPAPUA.com–Lomba Cipta Lagu Sayembara Hymne dan Mars Kabupaten Teluk Bintuni pada tahapan finalis menghasilan 10 finalis dari kategori Mars dan Hymne yang diperdengarkan, Senin (23/10/2023) di Gedung Serbaguna Kalikodok.
10 lagu Hymne dan Mars tersebut adalah hasil seleksi dari 23 peserta yang mendaftar dan sudah melalui tahapan seleksi dari 5 orang tim dewan juri yang kompeten.
Namun dalam pelaksanaanya, lomba ini sempat mengundang protes dari pemuda 7 suku Teluk Bintuni karena dianggap tidak mengakomodir mereka dalam perhelatan lomba tersebut.
Ketua panitia lomba dari Sekretariat DPRD Teluk Bintuni, Edi Sukoso mengatakan, dari hasil penilaian 10 lagu ini, akan diambil 5 besar, untuk selanjutnya kelimanya akan diseleksi lagi oleh tim dan pemerintah daerah mencari yang terbaik untuk penyempurnaan.
Dalam tahapan penyempurnaan tersebut, panitia dan pemerintah daerah akan melibatkan sejumlah elemen termasuk dari perwakilan 7 suku Teluk Bintuni dalam memberikan saran dan masukan baik lirik maupun not lagu.
“Soal yang protes tadi, sesuai arahan Sekda mereka tetap akan dimediasi dalam tahapan penyempurnaan tindaklanjut lagu yang akan dimasukan dalam perda sebagai mars dan himne teluk Bintuni,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Dewanjuri Robert Hammar mengatakan, dari sebanyak 23 peserta lomba dinilai oleh tim penilai sebanyak 5 orang, kemudian lagu tersebut diseleksi dan menghasilkan 10 lagu yang masuk tahapan final.
Dikatakan, dari 10 lagu tersebut akan disaring kembali menjadi 5 lagu yang akan mendapatkan apresiasi, selain mengambil juara 1 sebagai pemenang utama.
Namun Hammar mengatakan, dalam tahapan penilaian tim dewanjuri menemukan ada sejumlah lagu yang melakukan plagiat dari lagu lain meskipun hanya ditambahkan not dari 1 hingga 2 bar, ada pula yang tidak sesuai antara lagu dengan not dan ada pula yang tidak sesuai standar kualifikasi juri.
“Kemarin kalau kita buka pendaftaran ini untuk seluruh tanah Papua bukan Papua Barat saja, maka dari 10 ini tidak lolos seleksi admintrasi,” katanya.
Hammar juga mengusulkan dari 5 finalis terbaik, jika nanti ada yang terpilih maka masih diperlukan lagi elaborasi, di bongkar pasang mencari formula yang tepat baik syair maupun aransemen.
Lomba cipta lagu Hymne dan Mars Teluk Bintuni kali ini di nilai oleh 5 orang dewan juri berkompeten yakni ketua LMA 7 Suku, perwakilan Pemerintah Daerah Isac Laukon, Budayawan dan Seni Yusuf Wilem Sawaki, penggiat seni tingkat nasional dan pengurus lembaga pengembangan paduan suara gerejawi pusat dan Daerah Jems Saragih, serta ia sendiri sebagai Ketua Tim Badan Pembina Seni Mahasiswa Indonesia PB dan PBD, Ketua lP3KD Pesparawi katolik PB yang sudah memiliki 30 Haki pencipta lagu. (dr)