BINTUNI,KLIKPAPUA.com–Setelah Kementrian Perdagangan RI resmi mencabut kebijakan satu harga minyak goreng pada akhir Januari 2022 lalu, sampai saat ini harga minyak goreng di Teluk Bintuni masih tinggi.
Di Pasar Sentral Bintuni, harga minyak goreng masih jauh lebih tinggi dari Harga Eceran Terendah (HET) yang di tetapkan Kemendag. Di Bintuni mulai dari kemasan sederhana sampai kemasan premium harga Minya goreng berkisar Rp. 25 ribu sampai Rp. 28 ribu per liter.
Salah satu pedagang di pasar sentral, Ana mengatakan sampai saat ini harga di pasar masih pada harga eceran lama, bahkan pada saat kebijakan satu harga ditetapkan pemerintah pusat tidak ada penurunan harga di Bintuni. “Kalau mau di subsidi ya tidak apa malah lebih bagus, biar masyarakat juga bisa lebih irit uang belanja,” katanya, Kamis (3/2/2022).
Sementara itu Komaroh pemilik kios di SP 5 mengaku siap jika ada kebijakan dari pemerintah terkait turunya harga minyak goreng, hanya saja untuk harga eceran minyak goreng lama ia minta ada tanggungjawab dari pemerintah, karena sebagai pedagang ia tidak mau di korbankan.
“Kalau memang mau turun ya tidak apa, yang penting harga yang lama dilindungi, artinya pemerintah harus tanggungjawab, jangan pedagang yang dikorbankan,” ujarnya.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Teluk Bintuni Yulius Bandi mengatakan sampai saat ini belum ada perintah langsung secara tertulis dari pemerintah pusat ke daerah, sehingga belum ada tindakan yang dilakukan dari Pemda untuk subsidi maupun HET.
“Itu aturannya, dari kemendag buat aturannya, nanti di turunkan ke provinsi, dari pemerintah provinsi di turunkan perintah ke kabupaten,” katanya.
Sementara itu ketika di singgung terkait dugaan penimbunan minyak goreng Yulius mengatakan dari hasil sidak di lapangan ia tidak menemukan adanya penimbunan. “Kalo penimbunan tidak ada kita sudah cek sampai ke gudangnya,” ujarnya. (dr)
