BINTUNI,KLIKPAPUA.COM – Bupati Teluk Bintuni, Petrus Kasihiw resmi membuka Festival Anak Soleh Indonesia (FASI) ke – I tahun 2019, di Masjid Al Akbar Mutaqim, Kampung Lama, Kota Bintuni, Senin (9/10/2019) malam.
Hal ini sesuai pers rilis Humas dan Protokoler Setda Teluk Bintuni, Selasa (10/12/2019).
Dengan mengusung tema,”Mencetak Generasi Milenial Yang Cinta Al Qu’an dan Masjid Serta Berakhlak Mulia” kagiatan FASI ini diselenggarakan oleh Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kabupaten Teluk Bintuni.
Ketua Panitia FASI 2019, Abdul Jalil saat menyampaikan laporanya mengatakan, sebelumnya telah dilaksanakan pawai Taaruf mulai dari GSG dan finis di Masjid Kampung Lama. Sedangkan ada 7 perlombaan yang dilaksanakan pada FASI 2019.
“Sumber dana untuk memperlancar kegiatan ini kata Jalil, yakni bantuan dari Pemerintah Daerah Teluk Bintuni. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan teristimewa kepada panitia yang sudah bekerja keras demi lancarnya kegiatan FASI pertama ini,” katanya.
Sementara itu, Bupati Teluk Bintuni, Petrus Kasihiw mengapresiasi BKPMRI terkait pelaksanaan Festival Anak Soleh Indonesia ini. Dikatakannya ini sangat penting karena mulai sekarang harus membangun Sumber Daya Manusia yang bertakwah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa lewat pembentukan anak usia dini.
Bupati menegaskan anak soleh berarti harus takut Tuhan, menghormati orang tua, mendengar nasehat guru dan orang yang lebih tua. Serta yang tidak kalah penting juga menurut Bupati, kalau mendengar suara azan, maka segera ke Masjid atau Mushola, untuk melaksanakan ibadah.
“Saya inginkan orang asli Papua harus lebih maju dalam hal agama seperti saudara -saudara kita yang dari luar Papua. Makanya Festival pertama ini jangan hanya berakhir di sini saja, tetapi harus dilanjutkan terus dan pada intinya pemerintah sangat mendukung karena kegiatan ini sangat penting dalam pembangunan manusia,” pesan bupati.
Untuk itu, dengan adanya Festival ini, diharapkan anak -anak Bintuni menjadi soleh dan menjadi panutan untuk orang lain. “Keinginan saya kedepan bahwa, kalau bisa dikirim anak anak kita untuk mengikuti pendidikan Dai Cilik dan Mubalik di luar Bintuni,” ujarnya.
“Sekali lagi harapan saya bahwa, Papua menjadi aikon atau contoh bagi Indonesia. Islam di Papua adalah Islam Papuanis,di mana bukan saja Islam yang keriting, tetapi juga ada yang berambut lurus namun berjiwa Papua, memahamin keadaan dan kondisi Papua,” tambah bupati. “Papua sangat luar biasa dalam memahami perbedaan agama. Apalagi kita dikenal sebagai agama keluarga dan ini harus dipupuk terus dalam kehidupan sehari hari,” tutup bupati. (at/bm)