BINTUNI,KLIKPAPUA.com— Dinas Perikanan Kabupaten Teluk Bintuni meresmikan jaring apung dengan menabur 30.000 benih ikan Mujair Nila dan Mas di Kali Mati Kiambo, Kampung Pemekaran Kiambo Distrik Yakora, Rabu.
Peresmian ditandai dengan menggelar adat sirih pinang dipimpin Kepala Kampung Abdulfat Imbimbong dan warga masyarakat kampung Kiambo, bertujuan untuk mendoakan keberhasilan program dan selamat dari gangguan bencana alam.
Usai upacara adat, dilakukan penyebaran bibit ikan dan penyerahan pakan ikan secara simbolis oleh Kepala Dinas Perikanan Derek Mecibaru didampingi Sekretaris Arius Wonosaba, Kepala bidang Budi daya perikanan Hamis Silaratubun, Kepala kampung Kiambo Abdul Fat Imbimbong, ketua Kelompok budidaya ikan Kiambo Star Baharudin Imbimbong dan sejumlah masyarakat juga staf dinas perikanan.
Kepala Kampung AbdulFat kepada RRI mengungkapkan merasa bersyukur dengan adanya program ini, sehingga kampung pemekaran ini bisa berkembang. “Kami sangat bersyukur karena dengan adanya barang ini, kampung ini bisa berkembang, begitu pemerintah kasih kita jalan maka kampung ini kita bisa kasih jalan juga,” ujar Abdulfat.
Sementara itu Kepala Bidang Budidaya Perikanan Hamis Silaratubun menjelaskan, program pembuatan jaring apung ini bertujuan untuk menghidupkan perekonomian di kampung kiambo, di sisi lain ini juga bagian dari mengembangkan potensi daerah, di mana di Kampung Kiambo yang merupakan daerah pemekaran dari Kampung Yakora ini memiliki potensi ikan air tawar yang tinggi serta daerah sungai yang luas sehingga sangat bagus untuk mengembangkan budidaya ikan.
Dikatakan Hamis, ada sebanyak 30.000 bibit ikan jenis mujair nila dan mas yang ditabur, di dalam 3 unit jaring apung, di mana per unitnya terdiri dari 4 kolam dengan kapasitas 10 ribu ikan. “Satu unit kapasitas ikan 2 ton pada masa Budi daya 3-4 bulan, jika diuangkan bisa meraup hasil hingga 120 juta rupiah per unit,” katanya.
Namun, kata Hamis, yang perlu diwaspadai nelayan adalah ketika musim hujan, bisa kemungkinan banjir dan jaring bisa putus jika terkena hanyutan kayu, namun hal ini kecil kemungkinan terjadi karena letak jaring apung sendiri ada berada di kali mati.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Perikanan Derek Mecibaru dalam sambutannya mengatakan, dengan penaburan bibit ikan ini maka diharapkan melalui program ini dapat membantu untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di kampung ini.
“Saya mewakili pemerintah menyampaikan penghargaan kepada masyarakat dan sangat berharap dapat merawat ikan ini sesuai dengan petunjuk teknis dari bidang, agar bisa menghasilkan dan dapat merubah taraf hidup dan ekonomi masyarakat di kampung ini,” ujar Derek.
Derek juga mengatakan program ini adalah bantuan awal bagi masyarakat Kiambo, jika ini berhasil maka akan dikembangkan kedepan. “Dengan adanya ini, Bapa dong bisa tanya-tanya maksudnya bagaimana agar bisa dikembangkan lagi untuk di surfey, kalau sesuai bisa dikembangkan, tidak hanya dikiambo tapi kalo boleh sampai ke bawah, Saya ingatkan perhatian pemerintah seperti ini kalau di jaga berjalan bagus seperti di tanah Jawa hasilnya bisa untuk menyekolahkan anak dan membuat rumah yang bagus,” katanya.
Budidaya ikan ini juga diharapkan melatih warga mandiri dan tidak LG mengharapkan proposal ajukan bantuan ke Pemda. Diperkirakan, ikan-ikan ini akan memasuki masa pemeliharaan 3 hingga 4 bulan kedepan, hingga memasuki musim panen. Pengelolaan jaring apung ini hanya dilakukan oleh 1 kelompok yakni Kelompok Kiambo Star di mana 1 kelompok ini terdiri dari 14 anggota.
Kampung Kiambo sendiri terletak cukup jauh dari permukiman Kampung Yakora, untuk menuju ke kampung ini warga harus menggunakan perahu atau Speedboat mengarungi sungai Yakora dengan jarak tempuh kurang lebih 20 menit. Di kampung ini terdiri dari sekitar 20 kepala keluarga. (dr)