BINTUNI,KLIKPAPUA.com–Pelayanan kesehatan vaksinasi Difteri (Td) pada Wanita Usia Subur (WUS), pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) dan skrining penyakit tidak menular (PTM) oleh Tim Percepatan Pelayanan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Papua Barat di Kabupaten Teluk Bintuni pada 4-6 Oktober berlangsung sukses.
Integrasi layanan kesehatan Dinkes Papua Barat yang bekerjasama dengan Dinkes Kabupaten Teluk Bintuni ini menyasar pada usia remaja di sekolah jenjang SMP YPK Bintuni, SMA YPK Bintuni dan SMA Muhammadiyah Bintuni.
Amiluddin, ketua tim vaksinasi massal Td Wus Bintuni menyebut, sampai hari ketiga ini dalam pelaksanaan Imunisasi Td Wus dan skrining PTM serta pemeriksaan kesehatan jiwa (Keswa) di tiga sekolah tersebut mencapai 105 orang, sedangkan PTM kesehatan jiwa 206 orang.
Dia merinci, di SMA Muhammadiyah Bintuni Imunisasi Td Wus mencapai 51 orang, pemberian TTD 51 orang dan skrinig PTM dan Keswa mencapai 104 orang.
Kemudian, di SMA YPK Bintuni, Imunisasi Td Wus mencapai 46 orang, pemberian TTD 48 orang, skrining PTM dan Keswa mencapai 71 orang.
Sementara, di kelas XII SMP YPK Bintuni Imunisasi Td Wus mencapai 8 orang siswi, TTD 18 orang, skrining PTM dan Keswa mencapai 31 orang. “Dihari ketiga, di SMP YPK Bintuni hanya difokuskan pada siswa dan siswi kelas IX,” tuturnya
Diakui untuk cakupan Td Wus pada siswi tingkat SMA Bintuni belum menyasar sepenuhnya dikarenakan sebagaian besar kelas XII mengikuti ujian. “Saran kami untuk selanjutnya dapat difokuskan kepada anak-anak SMA, karena saat ini mereka sedang mengikuti ujian, jadi kami tidak bisa memberikan pelayanan karena akan mengganggu jalannya ujian,” kata Amiluddin.
Rohayati, Pj PTM Puskesmas Bintuni mengapresiasi program integrasi layanan kesehatan Dinkes Papua Barat bersama Dinkes Bintuni, dan berharap program tersebut dapat berlanjut tiap tahunnya.
Dikatakan juga, pihak Puskesmas Bintuni merasa terbantu dengan adanya kegiatan integrasi Dinkes Papua Barat, karena jika hanya berharap pada pelayanan di Puskesmas tidak mencapai sasaran yang diharapkan.
“Mewakili Puskesmas di Buntuni sangat senang dengan kegiatan terintegrasi seperti ini, karena kalau hanya mengandalkan pelayanan di Puskesmas atau Posyandu paling banyak sehari hanya mencapai 20 orang. Tetapi dengan adanya layanan integrasi ke sekolah-sekolah bisa mencapai 100 orang lebih dalam sehari,” tukasnya. (dra)