TEMINABUAN, KLIKPAPUA.com – Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat melalui Kepala Seksi pengendalian dan pencegahan penyakit Menular (P2PM), Edi Sunandar membeberkan alasan kabupaten Sorong Selatan (Sorsel) menjadi kabupaten pertama yang dilakukan penilaian Eliminasi Malaria.
Penilaian uji petik eliminasi malaria itu dilakukan oleh tim independen Kemenkes RI, kabupaten Sorsel merupakan daerah pertama di Papua dan Papua Barat yang layak dinilai.
Dikatakannya, Dinas Kesehatan Kabupaten Sorsel telah bekerja maksimal sejak tahun 2009 dan pihaknya telah mendapatkan data terkait malaria.
“Saat itu kasus di kabupaten Sorong Selatan masih sampai 2000 hingga 4000 kasus, namun banyak hal yang telah dilakukan kabupaten Sorong Selatan, mulai dari distribusi kelambu sebanyak 48 ribu buah oleh Pemda melalui bantuan Kemenkes,” kata Edi saat berkunjung ke kantor Bupati Sorsel mendampingi tim assessment Kemenkes RI, Selasa (25/10/2022).
Tidak hanya itu, tenaga analis juga dilatih. Dari kerja keras itulah kasus malaria di kabupaten 1001 sungai pun menurun.
“Syarat dari kita bisa eliminasi ada tiga syarat pertama, kasus harus 1 per 1000 penduduk di tahun itu, dan Sorong Selatan masuk sekarang kasusnya 0,02,” terang Edi.
Berikutnya kata dia, jumlah positif yang diperiksa slide harus dibawah 5 persen dan Sorong Selatan melebihi itu.
“Terakhir tidak boleh ada penularan selama tiga tahun berturut-turut. Itu dibuktikan dengan penyelidikan epidemiologi. Boleh dia (pasien.red) sakit tapi tidak boleh tertular, bisa jadi sakitnya dari daerah lain,” tutur Edi.
Dari kinerja luar biasa Kabupaten Sorong Selatan, maka pihaknya telah melakukan banyak kunjungan untuk melihat semua hal dan melaporkan pada Kemenkes.
Proses panjang Kabupaten Sorong Selatan menuju Penilaian Eliminasi Malaria, Edi meyakini Sorsel dapat raih predikat bebas Malaria.
“Kemungkinan besar, rasa-rasanya menurut saya, Kabupaten Sorong Selatan itu akan tereliminasi Malaria. Dan yang menjadi luar biasa jika tereliminasi maka ini pertama kali di tanah Papua. Di Papua-Papua Barat belum ada kabupaten yang tereliminasi malaria,” bebernya.
Ketua Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Papua Barat ini menegaskan tanah Papua bisa dieliminasi tidak ada alasan masyarakat Papua harus kena malaria.
“Dengan Eliminasi, ini bisa jadi contoh ini bisa jadi awal dan sejarah bahwa di Tanah Papua kita bisa berjuang bersungguh-sungguh untuk eliminasi,” harap Edi. (dra).