Kemenparekraf RI Gelar Diskusi Terpumpun di Raja Ampat

0
Koordinator Analisis Kebijakan Medya Kemenparekraf RI, Rinto Taufik Simbolon menyerahkan cenderamata kepada Plt. Bupati Raja Ampat, Manuel Pitter Urbinas. (Foto: Ist)
WAISAI,KLIKPAPUA.com– Direktorat Pengembangan Destinasi Regional II, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Dan Infrastruktur, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreaktif RI menggelar diskusi kelompok terpumpun (terkumpul, terhimpun, terpusat) perencanaan pengembangan destinasi pariwisata di Raja Ampat.
Hal itu guna mendorong rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah (Ripparda). Kegiatan tersebut, berlansung di lantai II Gedung Villa dan Resort, Jalan Trans Waisai-Sapokren, Waigeo Selatan, Raja Ampat, Senin (16/11/2020).
Pembukaan Diskusi Kelompok Terpumpun (terkumpul, terhimpun, terpusat) perencanaan pengembangan destinasi pariwisata di Raja Ampat.
Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Raja Ampat, Manuel Piter Urbinas, S.Pi,M.Si ketika membuka diskusi meminta Kemenperekraf RI memberikan dukungan di dalam membangun destinasi pariwisata di Kabupaten Raja Ampat Papua Barat yang unggul serta berdaya saing.  Pasalnya, Raja Ampat adalah salah satu daerah yang memiliki potensi sektor pariwisata yang besar serta sudah dikenal dikalangan manca negara terkait keindahan alamnya. “Selaku daerah yang punya potensi pariwisata besar kami memohon ada dukungan dan kerja sama dari pihak kementerian dan stakeholder lainnya untuk bersama-sama membangun dan mengembangkan pariwisata Raja Ampat. Agar bisa jadi destinasi yang unggul, berdaya saing, berkelanjutan serta mampu untuk mendorong pembangunan dan kesejahteraan warga,” ujar Manuel Urbinas.
Sektor pariwisata bagian dari pada suatu leading sektor yang sangat baik didalam pembangunan nasional maupun di Kabupaten Raja Ampat. Pembangunan sektor pariwisata yang dianggap berhasil, tidak hanya percepat pertumbuhan ekonomi daerah lewat kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun, dapat menjamin kelestarian alam dan budaya, serta dapat menyediakan lapangan – lapangan kerja ditengah – tengah warga.
Direktorat Pengembangan Destinasi Regional II Kementrian Pariwasata/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreaktif Republik Indonesia Dr. Wawan Gunawan, MM melalui, Kepala Seksi Pengembangan Destinasi Regional II Area IV/B, Yoserizal, S.Kom dalam sambutannya menyampaikan, terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas kehadiran memenuhi undangan serta mengikuti kegiatan dalam rangka Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) perencanaan pengembangan destinasi di Raja Ampat.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, target yang ditetapkan untuk pembangunan pariwisata adalah berorientasi pada target penghasilan masyarakat dari pariwisata, berubah dari RPJMN tahun 2015-2019 yang berorientasi pada kedatangan wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara (number oriented).
“Untuk itu, di tahun 2020 ini program Quality Tourism Experience menjadi pokok dalam pembangunan pariwisata. Dimana Quality Tourism Experience mempunyai tiga target utama yaitu pertama, Peningkatan Devisa pariwisata, kedua, Peningkatan jumlah dan keterampilan SDM pariwisata, maupun ketiga, mendapatkan nilai tambah dari sektor pariwisata,”ungkapnya.
Paradigma baru pembangunan pariwisata pada RPJMN 2020-2024, dalam Quality Tourism Experience terdapat nilai-nilai utama, yaitu pariwisata berkelanjutan, kepuasan pengalaman (experience), minat khusus (special interest), SDM Terampil (high skill HR), dan adopsi teknologi menghadapi perubahan orientasi tersebut.
Dalam penyusunan rancangan, sasaran, dan arah kebijakan pembangunan pariwisata 2020-2024, dinas pariwisata kabupaten Raja Ampat harus menyesuaikan dengan sasaran meningkatkan citra, daya saing, dan kontribusi pariwisata dalam mendukung perbaikan kesejahteraan masyarakat serta pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, harapnya.
Menurutnya, untuk dapat mencapai sasaran tersebut, arah kebijakan yang akan ditempuh adalah meningkatkan nilai tambah dan berkelanjutan pariwisata melalui empat bidang yaitu, pertama, peningkatan daya saing industri dan ekosistem usaha pariwisata, kedua, peningkatan aksessibilitas, amenitas, atraksi dan tata kelola destinasi pariwisata, ketiga, peningkatan SDM pariwisata, keempat, penguatan citra pariwisata dan diversifikasi pemasaran.
Peningkatan nilai tambah dan investasi disektor riil dan industrialisasi untuk pariwisata yang dilaksanakan dengan strategi meningkatkan daya saing destinasi dan industri pariwisata, termasuk wisata alam, yang didukung penguatan rantai pasok dan ekosistem pariwisata, meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kreatif dan digital, serta memperbaiki iklim usaha dan meningkatkan investasi.
“Ekonomi kreatif dan Digital terus dikembangkan guna mewujudkan Indonesia yang kreatif dan berpikiran maju. Pada tahun 2025, creative core seperti seni dan budaya indonesia sebagai substansi dasar pengembangan produk kreatif dan digital diharapkan semakin kuat, serta infrastruktur dalam bentuk pusat pertumbuhan industri kreatif, inkubator, science/teknopark, klaster kreatif, listrik dan jaringan pita lebar telah terbangun untuk memdukung pertumbuhan pelaku usaha kreatif dan digital,” bebernya.
Ia mengakui, dalam lima tahun mendatang, peningkatan nilai tambah pariwisata akan difokuskan pada peningkatan lama tinggal dan pengeluaran wisatawan sebagai hasil dari perbaikan aksesibilitas, atraksi dan amenitas, jenis pariwisata yang akan dikembangkan dan ditingkatkan diversifikasinya.
Antara lain, wisata alam (ekowosata), wisata bahari, wisata petualang, wisata budaya (heritage tourism, wisata sejarah, wisata kuliner, wisata kota untuk Urban Heritage Regenerstion di 10 DPP, wisata desa, wisata Buatan,  dan wisata olahraga. Profil wilayah Kabupaten Raja Ampat, Pariwisata Raja Ampat, Pemetaan Potensi Pariwisata Raja Ampat berdasarkan Pemetaan 3 A (Aksesibilitas, Amenitas dan Atraksi), Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA), serta Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Destinasi Pariwisata, Pemasaran Pariwisata, Pembangunan Industri Pariwisata dan Pembangunan Kelembagaan Pariwisata merupakan modal dasar dalam Pembangunan dan Pengembangan Destinasi Pariwisata di Raja Ampat.
“Ini untuk menjawab tantangan perencananaan pengembangan destinasi pariwisata pasca masa pandemi Covid-19, khususnya menjadikan Raja Ampat sebagai destinasi terbaik di Propinsi Papua Barat. Selain itu, sektor pariwisata terus tumbuh dan menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia, ” ungkapnya.
Tak cuma itu, daya saing pariwisata akan terus membaik didukung oleh kebijakan perbaikan peringkat daya saing pariwisata Indonesia seperti, peningkatan kualitas infrastruktur yang mendukung pariwisata, peningkatan kompetensi SDM pariwisata. Diharapkan peringkat daya saing pariwisata Indonesia akan menjadi 25 dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai lebih dari 31 juta orang di tahun 2025.
Sehingga, ia menambahkan, bahwa target yang harus dicapai pada tahun 2024 adalah devisa pariwisata mencapai US$ 31-39 miliar, kontribusi sektor pariwisata sebesar 5.5 persen, terciptanya lapangan kerja sebanyak 15 juta orang, kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 25-28 juta orang, kunjungan wisatawan 350-450 juta orang, dan Travel dan Tourism Competitiveness Index pada peringkat 27-30 dunia.
“Akhirnya kami sampaikan selamat berdiskusi, semoga apa yang kita lakukan dan kerjakan hari ini diberikan kemudahan dan kelancara oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan hasil yang terbaik. Tetap sehat, tetap semangat, jaga kesehatan, jaga protokol kesehatan diantaranya, pakai masker, selalu cuci tangan dan menjaga jarak,” tutupnya.(djw)

Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.