KLIKPAPUA.COM, PEGAF– Listrik merupakan energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Namun masih banyak masyarakat Indonesia yang belum bisa menikmati aliran listrik.
Tak terkecuali masyarakat di Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf), masyarakat di daerah dengan julukan negeri atas awan Papua ini, belum sepenuhnya bisa merasakan manfaat dari aliran listrik.
Dari 10 distrik yang ada di Pegaf, hanya distrik Anggi yang notabenenya ibukota Kabupaten Pegaf yang dapat menikmati aliran listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Namun masih ada beberapa kampung di distrik ini yang juga belum bisa menikmati aliran listrik.
Tidak adanya sumber energi listrik di daerah ini, juga berdampak pada perekonomian masyarakat setempat.
Dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Manokwari pada akhir tahun 2018 lalu, tingkat kemiskinan di Kabupaten Pegaf mencapai 39,23 persen, atau masih menjadi daerah dengan tingkat kemiskinan paling tinggi di Provinsi Papua Barat.
Dengan adanya rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kabupaten Pegaf, pemerintah daerah berharap pembangunan tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Demikian disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Kabupaten Pegaf, Jatmiko Irianto, saat ditemui baru-baru ini di Distrik Anggi.
Menurutnya dengan adanya pembangunan PLTMH, produktifitas perekonomian masyarakat kampung dapat mengalami peningkatan sehingga angka kemiskinan dapat ditekan.
Adanya aliran listrik dapat membantu peningkatan ekonomi masyarakat menengah ke bawah. Akan banyak industri rumahan dibangun oleh masyarakat, sehingga ada banyak lapangan kerja yang tersedia.
Listrik juga dapat membantu pengembangan pariwisata di daerah ini. Seperti diketahui Kabupaten Pegaf dikenal sebagai salah satu daerah di Provinsi Papua barat yang mempunyai destinasi wisata terbaik. Pesona dari kedua danau siap memanjakan mata para wisatawan.
“Dengan adanya sumber listrik, banyak rumah-rumah penginapan (homestay) akan di bangun oleh masyarakat, sehingga dapat membantu meningkatkan perekonomian warga,” ungkap Jatmiko. Selain itu listrik juga dapat membantu pengembangan sektor pertanian di Pegaf.
Dari hasil kajian sementara oleh PT. Energi Cendrawasih Semesta, pembangunan PLTMH di Pegaf berpotensi menghasilkan tenaga listrik sebesar 5 mw sampai 10 mw. Itu artinya dapat mensuplai kebutuhan listrik di seluruh wilayah Pegaf maupun di kabupaten tetangga seperti Mansel dan Manokwari.
Menurut Jatmiko rencana pembangunan tersebut akan dimulai pada tahun 2020 mendatang. Sebab masih banyak tahapan yang dilakukan sebelum pembangunan dimulai. Saat ini rencana pembangunan PLTMH sudah memasuki tahap pra feasibility studi (studi kelayakan).
“Masih ada tahapan seperti feasibility studi dan proses pelelangan untuk mendapatkan investor yang akan membiayai pembangunan ini,”katanya.
Rencana pembangunan PLTMH di Pegaf, merupakan bentuk kerjasama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) dalam penyediaan infrastruktur sumber tenaga air dalam kelistrikan. Sesuai dengan aturan skema KPBU, proses pelelangan dapat di lakukan setelah tahapan feasibility studi telah usai dilakukan. (rsl)
Editor : BUSTAM