MANSEL,KLIKPAPUA.COM– Sejumlah oknum pencaker melakukan aksi anarkis usai kegiatan deklarasi Dewan Adat Suku (DAS) tentang Pelaksanaan Pilkada Serentak tahun 2020 di Kabupaten Manokwari Selatan dengan aman dan damai.
Korban dari aksi tidak terpuji tersebut adalah dua wartawan yang selama ini menjalankan tugas jurnalistik di daerah itu. Kehadiran kedua wartawan di lokasi kegiatan untuk meliput deklarasi pilkada damai dimaksud.
Menurut informasi yang diterima, massa nekat melakukan aksi pengeroyokan setelah mendengar suara dari salah satu pencaker dengan bahasa sedang mencari-cari wartawan.”Mana wartawan penatelukcenderawasih,” ungkap Januairus Fahik, wartawan Tabura Pos mengulang pernyataan salah satu pencaker melalui alat mengeras suara.
Lebih lanjut Januarius yang akrab dipanggil Yan menceritakan sebelumnya pencaker yang hadir di lokasi itu ingin mengklarifikasi pernyataan Ketua Dewan Adat Suku (DAS), Yusuf Kawey di salah satu media. Setelah mendengar pernyataan Ketua DAS dan acara kemudian ditutup. Salah satu pencaker yang hadir mengambil mikrofon dan mulai mencari wartawan.
Hal yang sama disampaikan wartawan penatelukcenderawasih.com, Martin Kema, prinsipnya mereka terkena provokasi, sama halnya ketika para pencaker ini melakukan protes kepada Ketua DAS. “Mereka mengaku kecewa kepada ketua dewan adat yang mereka anggap tidak mendukung mereka, padahal pernyataan Ketua Dewan Adat cukup jelas, mendukung perjuangan pencaker untuk mempertahankan kuota 80:20 persen, namun dipesankan juga agar jangan sampai anarkis,” terang Kema.
Masih menurut Kema, Ketua DAS Mansel membantah tuduhan dari pencaker yang mengatakan ketua DAS menyampaikan pernyataan tidak mendukung pencaker di media sosial. “Saya katakan saya mendukung perjuangan untuk mempertahankan kuota 80 persen OAP dan 20 persen non OAP, tapi saya tidak membenarkan apabila ada yang bertindak anarkis, itu pun saya sampaikan di media resmi, bukan di media sosial,” ungkap Kema mengulang pernyataan Ketua DAS saat menjawab keluhan para pencaker.
Setelah memberi penjelasan kepada pencaker Ketua DAS akhirnya menutup kegiatan tersebut, pada saat sebagian peserta mulai mengantri untuk makan, salah satu pencaker lalu mengambil pengeras suara dan berteriak mencari wartawan penatelukcenderawasih. “Mana wartawan penatelukcenderawasih,” teriakan tersebut diikuti dengan kerumunan warga menyerang kedua wartawan yang ada di lokasi tersebut.
Diminta Usut Tuntas
Ketua PWI Papua Barat, Bustam mengecam keras tindakan oknum pencaker di Kabupaten Manokwari yang telah melakukan tindakan kekerasan dan penganiayaan kepada dua wartawan. “Tidak seharusnya melakukan berbuat sewenang wenang. Jika ada masalah dalam pemberitaan, selesaikan secara baik-baik. Jika ada masalah terkait pemberitaan kan ada hak jawab. Jadi jangan arogan kepada wartawan. Ini jelas tindakan kriminal,” tegas Bustam.
Ia menegaskan, atas kejadian yang menimpa wartawan Tabura Pos dan wartawan Pena Teluk Cenderawasih, dirinya meminta Kapolres Manokwari Selatan dapat mengusut tuntas kasus tersebut dan diproses secara hukum.
Menurut Bustam, langkah yang dilakukan dua wartawan tersebut sudah melakukan visum dan membuat laporan polisi ke polres setempat. (red)