MANSEL,KLIKPAPUA.COM– Pembukaan sawah di Distrik Dataran Isim, Kabupaten Manokwari Selatan, tidak tepat sasaran. Pasalnya tidak sesuai karateristik masyarakat lokal. Pembuatan sawah hanya bisa berjalan apabila dibarengi dengan program transmigrasi.
“Tapi nyatanya kan sampai saat ini tidak ada, artinya kalau diikuti dengan program transmigrasi warga trans yang nantinya akan melakukan program pertanian padi ini bisa dicontoh sama masyarakat setempat,” kata Kepala Bidang Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Persandian Kabupaten Manokwari Selatan, Jack Ayamseba, Rabu (14/8/2019) di Ransiki.
Untuk mendorong perekonomian masyarakat setempat, Dinas Pertanian harus segera mengambil langka untuk alih fungsi lahan, dengan mendorong masyarakat mengembangkan tanaman yang selama ini sudah mereka tanam.
“Kalau mau paksa dengan padi, apalagi kalau fasilitas yang dibutuhkan tidak dilengkapi, dan tidak dilakukan pembinaan rutin, maka kecil kemungkinan akan berhasil,” tambahnya.
Kepala BPP Oransbari, Norbet Koromari yang juga mantan mantri tani Distrik Dataran Isim mengungkapkan bahwa saat ini tidak ada lagi penanaman padi di Distrik Dataran Isim.
Lahan yang dulunya dibuka untuk untuk persawahan sebagian besarnya sudah dimanfaatkan untuk tanaman Palawija.
Lahan seluas 200 hektar itu juga tidak bisa dimanfaatkan sesuai peruntukan karenabelum adanya pengairan. Pengembangan sawah butuh pendampingan secara total.
“Tahun 2018 lalu sempat ada yang diolah seluas 6 hektar, hasil panenan lumayan bagus, tapi sejak 2019 ini sudah tidak ada lagi yang berminat tanaman padi, padahal sudah ada beberapa bantuan dari dinas pertanian berupa hentraktor 6, jonder 1, mesin manen satu,” terangnya. (st)
Editor: BUSTAM