MANSEL,KLIKPAPUA.com– Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat,Otto Parorongan didampingi Sekda Mansel, dr.Hengky V Tewu dan Kepala Dinas Kesehatan Mansel Demitrius Waran meninjau layanan kesehatan di sejumlah puskesmas di Mansel Sabtu (28/5/2022).
Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat, Otto Parorongan saat ditemui awak media menuturkan, peninjauan ini dalam rangka menindak lanjuti arahan Pj Gubernur Papua Barat.
“Untuk itu, kami meninjau langsung semua layanan kesehatan di Mansel untuk memastikan semua layanan kesehatan di sini berjalan dengan baik. Sehingga betul-betul masyarakat mendapatkan layanan kesehatan dari Nakes sesuai dengan diharapkan dan dibutuhkan oleh masyarakat,” ujarnya.
“Ini kita jalan mengecek semua fasilitas kesehatan yang ada di Mansel, kita sudah cek dua puskesmas yakni Puskesmas Ransiki dan Momiwaren ,semua berjalan dengan baik dan sebentar kita akan singgah di Pustu Masabui untuk mengecek memastikan layanan kesehatan disana jangan sampai ada bangunannya tetapi tidak ada tenaga kesehatannya,” tambahnya.
Untuk tenaga nakes di pustu, nanti akan dikroscek oleh Kadinkes Mansel terkait dengan tenaga-tenaga kesehatannya, apakah mereka ada di tempat tugas atau tidak. “Kalau puskesmas, menurut laporan disampaikan tadi semua beroperasional dengan baik tinggal pustu,” ujarnya.
Kesempatan itu, Otto Parorongan juga menekankan kepada semua puskesmas dan faskes lainnya harus beroperasional untuk melayani masyarakat.
Lanjut Otto, disamping pelayanan kesehatan juga penanganan program stunting agar dilaksanakan dengan berkoordinasi dan berkolaborasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya, untuk melaksanakan penanganan di lapangan.
Selain itu, puskesmas-puskemas juga harus membuat penjadwalan vaksinasi-vaksinasi massal, karena di Puskesmas Ransiki dan Momiwaren belum ada jadwal vaksinasi lagi. “Ini harusnya kan rutin melayani masyarakat kita yang akan melakukan vaksinasi, sehingga ini mesti dilaksanakan oleh semua faskes,” tuturnya
Sementara itu, Sekda Hengky V. Tewu menyampaikan bahwa pelayanan kesehatan harus tetap jalan dengan semua resiko.
“Kita kalau dapat koreksi mesti sadar karena memang betul kita pernah tidak membuka layanan di Puskesmas Ransiki, karena masalahnya Puskesmas Ransiki saat itu ada pengrusakan dan kita tidak begitu cepat memperbaiki, karena memang waktu itu kita kendala dengan pemesanan kaca besar tetapi sesudah itu kan pelayanan sudah berjalan namun belum optimal. Karena sudah ada rumah sakit dan sudah di fungsikan, sehingga pelayanan rawat inap di puskesmas terdekat dengan rumah sakit agar tidak usah melakukan rawat inap, karena pelayanan rawat inap membutuhkan anggaran besar dan tenaga medis serta tenaga spesifikasi dan itu ada di rumah sakit. Kalau memang perlu untuk rawat inap, nanti dinas yang mengatur untuk mensosialisasikan di masyarakat,” tuturnya.
Lanjut Sekda menerangkan,pelayanan di puskesmas-puskesmas seperti Puskesmas Oransbari, Puskesmas Tahota semua berjalan dengan baik. “Kalau mungkin ada keluhan dari masyarakat sebenarnya mungkin awal tahun ketika Puskesmas Ransiki dirusak,” tutupnya (eap)